Happy Reading!😉🤗
Silahkan taburkan bintang dan komen yang sebanyak-banyaknya!😉🤗"Mari berdamai dengan masa laku. Mari berteman dengan luka. Dan mari bersahabat dengan Takdir."
~Kevin~
***
Lily duduk di salah satu kursi meja makan menunggu Danish pulang dari mesjid. Ia sendiri baru saja selesai melaksanakan Sholat Isha. Lily terlihat gusar karena seperti yang sudah ia duga sebelumnya, Danish tidak akan dengan mudah mengizinkannya keluar bersama Kevin.Sore tadi, setelah mengakhiri panggilan telepon dengan Kevin ia langsung menghampiri Danish ke dapur. Menceritakan apa yang tadi ia bicarakan dengan Kevin, termasuk meminta izin kepada suaminya untuk keluar nanti malam. Dan tentu saja hanya dirinya dan Kevin.
Danish menolak mentah-mentah, tentu saja. Lily sama sekali tidak kaget lagi mendengar penolakan dari pria itu. Jika Danish langsung mengizinkannya, itu baru mengagetkan.
"Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh."
Lily mengangkat kepalanya yang sedang ia telungkupkan di atas meja saat mendengar Danish mengucapkan salam. Di saat yang sama terdengar pintu apartemen yang terbuka.
"Wa'alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakaatuh," jawab Lily.
Lily bangkit dari duduknya dan menghampiri Danish. Mencium punggung tangan pria itu seperti biasa. Yang dibalas dengan kecupan lembut dari Danish di keningnya. Danish berlalu ke kamar untuk mengganti pakaiannya sementara Lily memilih untuk menyiapkan makan malam.
Tidak butuh lama untuk Danish mengganti bajunya. Sekarang ia bahkan sudah kembali dan duduk di salah satu kursi meja makan yang memang selalu menjadi tempat duduknya, menunggu Lily menyelesaikan pekerjaannya.
"Dan, ini kok enak bangat. Resep baru, yaa?" seru Lily dengan mata berbinar memuji masakan Danish.
"Masa, sih? Aku masak kayak biasa, kok."
Danish mengambil tahu tempe sambel tomat yang tadi ia masak dan mencicipinya. Keningnya berkerut saat melihat ekspresi bahagia istrinya. Ia menatap Danish penuh binar, seakan menunggu pria itu memberi komentar.
"Sama saja, apanya yang beda? Biasanya juga rasanya memang begini," komentar Danish pada rasa tempe tahu sambel tomat buatannya. Karena memang ia masak seperti biasa dengan resep yang sama.
"Masa, sih? Tapi kenapa di lidahku rasanya enak bangat, yaa? Jadi pengen makan banyak."
Lily kembali melanjutkan makannya. Dan benar saja, gadis itu makan dengan lahapnya. Piring yang tadi penuh dengan nasi dan lauk pauk serta sayuran, kini sudah hampir tandas padahal Danish baru saja memakan beberapa sendok saja.
"Dan, besok masak kayak gini lagi, ya. Aku suka," kata Lily ditengah-tengah makannya.
"Makannya pelan-pelan aja, Sugar! Nggak akan ada yang ngambil makanannya, kok." Danish harus menasehati gadis itu yang makan dengan terlalu bersemangat.
Bukannya Danish tidak suka, ia malah senang melihat Lily makan banyak. Hanya saja, makan dengan terburu-buru itu tidak baik untuk lambung. Dan Danish tidak ingin istrinya sampai kenapa-napa.
"Abis ini enak bangat. Jadi pengen makan lagi dan lagi." Lily menyengir tanpa dosa membuat Danish gemas melihatnya.
"Aku senang kamu makan banyak kayak gini," kata Danish tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya.
Seperti biasa mereka selalu makan sepiring berdua. Danish kembali mengisi piring mereka yang telah kosong. Mengambil tempe tahu sambel tomat banyak-banyak karena sepertinya Lily benar-benar menyukainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHAT IS LOVE?
Teen FictionHarap FOLLOW dulu sebelum baca.😊😉 Lily Rafanda Armando. Gadis cantik yang dikenal dengan kepintaran, dan segala sifat baiknya. Lily adalah gadis yang kalem dan cenderung pendiam. Ia kurang pandai dalam mencari teman baru. Karena itu, ia hanya memi...