8

226 21 2
                                    

Happy reading !!!
Selamat datang di cerita WHAT IS LOVE !!!😊😙

Let's move to the story !!!😉😊😙

"Tak ada cinta maka tidak ada senyuman, dan semuanya akan terasa hambar. Yang ada hanya air mata yang tak henti-hentinya mengalir membasahi wajah sedihnya."

~Lily Rafanda Armando~

***
Danish duduk di pinggir lapangan basket seorang diri. Hari ini sebenarnya dia sangat malas ke sekolah. Tapi karena harus mengumpul tugas yang sudah mereka buat satu bulan lalu, dengan terpaksa dia pergi. Dia sedang menunggu Rayhan, Dika, Bagas, dan Reza yang sedang ke kantin.

Suasana sekolah terasa sepi karena kebanyakan kelas tiga tidak lagi masuk sekolah. Sementara siswa-siswi kelas satu dan dua sedang kerja bakti membersihkan sekolah.

Karena sedang melamun, Danish tidak menyadari kehadiran seseorang yang tiba-tiba menarik kerah bajunya dan melayangkan pukulan keras. Tubuh Danish terhempas keras di atas lantai lapangan karena tidak siap mendapat pukulan mendadak itu. Belum sempat bangkit, pukulan keras lagi-lagi mengenai rahangnya.

Danish meringis, luka kemarin bahkan belum sepenuhnya kering. Sekarang lagi-lagi dia mendapat pukulan yang sudah pasti menambah luka di mukanya.

Dengan susah payah dia mencoba bangkit, tapi tendangan keras tiba-tiba menghantam perutnya membuat Danish kembali terhempas ke lantai.

Danish memegang perutnya dan meringis kesakitan. Dia sudah tidak kaget saat melihat siapa yang baru saja menghajarnya. Dia memang pantas mendapatkannya.

Tapi bisakah nanti saja ? Dia sudah terlalu lemah sekarang.

Mata Kevin berkilat tajam seakan bisa membunuh Danish saat itu juga. Kevin kembali menarik kerah baju Danish dengan kasar. Menyeretnya agar berdiri dengan paksa, tidak peduli dengan rasa sakit yang Danish rasakan. Yang  dia tahu, sakit yang Lily rasakan berkali-kali lipat lebih sakit. Dan itu membuatnya kacau.

“Kenapa ?” Danish diam tak berkutik, seakan dia akan mati jika dia sampai membuka mulut.

“Kenapa, bangsat ? Kenapa ? Kenapa lo melakukannya pada gadis sebaik dia, hah ?” mata Kevin memerah karena emosi, dia mencengkram erat kerah baju Danish membuat Danish sedikit kesusahan menghidup oksigen.

"Karena aku mencin...”

"Bullsh*t ! Kalau lo memang mencintainya, tidak mungkin lo tega melakukan itu, anj*ing !” teriak Kevin memotong.

Suara teriakan Kevin mulai mengundang perhatian siswa-siswi yang baru saja selesai kerja bakti. Kurang dari lima menit, banyak siswa-siswi yang sudah berkerumun mengelilingi mereka. Seakan tak peduli, Kevin terus mencengkram kerah baju Danish.

Semua menatap Kevin heran. Bagaimana tidak, salah satu golden student di sekolah mereka sekaligus ketua rohis yang dikenal sebagai murid teladan yang tidak pernah mempunyai catatan pelanggaran di BK tiba-tiba membuat keributan seperti itu.

"Sudah lama gue mencintainya, sejak pertama kali bertemu gue sudah suka sama dia. Lo tau berapa lama aku mencintainya ? 12 tahun !” Kevin menatap Danish tidak percaya.

"Tutup mulut busukmu itu, bajingan ! Kau bahkan tidak pantas menyebut kata cinta. Aku yang lebih dulu mengenalnya. Aku yang selalu ada di sampingnya. Aku yang lebih tahu dia. Aku yang lebih dulu mencintainya. Aku....aku, SEHARUSNYA AKU YANG MENIKAH DENGANNYA, BANGSAT !” satu pukulan keras kembali menghantam pipi kiri Danish yang bahkan sudah penuh lebam sejak dua hari yang lalu.

WHAT IS LOVE?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang