39. Kedatangannya Kembali

120 12 0
                                    

Happy Reading!😉😙

"Hal yang tidak akan pernah diketahui dalam hidup adalah kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi. Karena takdir, memang selalu punya seribu satu kejutan."

~Lily Rafanda Armando~

***
Hari ini rasanya waktu berlalu begitu cepat. Jam sembilan Lily sudah selesai mengurus kartu rencana study-nya untuk semester ini. Setelah itu, mereka juga sudah tidak ada lagi kelas. Dosen yang seharusnya mengajar di kelas mereka sedang berhalangan datang.

Dengan penuh semangat Lily merogok ponsel miliknya untuk menghubungi Danish sesuai janjinya tadi. Mungkin saja Danish juga sudah selesai dengan kelasnya. Jadwal mereka hampir sama di hari Senin rupanya.

Ada yang membuat Lily tambah bersemangat. Teman-temannya yang tadi seakan berbondong-bondong memusuhinya, kini benar-benar lebih banyak diam dan tidak peduli padanya. Raka benar-benar berhasil membungkam mulut mereka.

Dan hebatnya lagi, teman-teman yang sebelumnya sudah Lily kenal pun cukup baik padanya. Lily merasa sangat lega. Semoga kehidupan kampusnya akan lebih tentram kedepannya.

"Aku sudah selesai. Sekarang aku ada di ruang Class Room 212 lantai dua. Apa kelasmu sudah selesai juga?" kata Lily sembari membereskan barang-barangnya.

"Aku sudah di depan kelasmu." jawab Danish.

"Heh! Benarkah? Baiklah, aku akan keluar." cepat-cepat Lily mematikan sambungan telepon dan berlari-lari kecil keluar dari kelas.

"Kau tidak perlu lari-lari seperti itu, honey!" tegur Danish saat Lily telah berada di depannya.

"Kamu apaan sih, Dan! Kalau ada yang dengar gimana?" Lily celingak-celinguk menatap sekelilingnya. Takut-takut ada yang mendengar pembicaraan mereka.

Ahh, sebenarnya fakta tentang mereka yang telah menikah telah tersebar ke seluruh penjuru kampus. Apalagi dengan para penggemar setia Danish yang tentu saja hampir dari seluruh jurusan. Berita yang awalnya tidak jelas itu tiba-tiba saja sudah berserakan begitu saja. Berpindah dari satu mulut ke mulut yang lain. Dari saru telinga ke telinga yang lainnya.

Hanya saja, meski seluruh mahasiswa dan mahasiswi telah membicarakannya. Tetap saja, belum ada yang bisa membuktikan secara pasti kebenaran dari berita itu. Karena itu, orang-orang masih beranggapan bahwa Lily dan Danish masih pacaran. Lily hanyalah gadis beruntung yang bisa menyandang gelar pacar Danish.

Ahh, padahal sudah jelas berita tentang pernikahan Danish. Tapi orang-orang, terutama penggemar Danish seperti buta dan tuli. Mereka seakan tidak ingin melihat dan mendengarkan berita itu. Mereka masih tidak bisa menerima bahwa pria yang mereka idam-idamkan itu ternyata telah mempunyai istri.

"Memangnya kenapa? Tidak ada yang perlu disembunyikan lagi. Sekarang semua sudah baik-baik saja." ucap Danish meyakinkan. Sekarang ia bahkan berani secara terang-terangan memperlihatkan perhatiannya pada Lily.

"Yah! Sekarang tidak ada yang harus disembunyikan lagi. Malah aku ingin semua orang tahu kalau kau adalah milikku, agar mereka tidak mendekatimu. Semua sudah baik-baik saja karena kau juga sudah mencintaiku, honey." Danish membatin. Senyum manisnya kembali terukir karena sekarang Lily berada di depannya.

Lily ikut tersenyum melihat penuturan penuh keyakinan dari Danish. Jika suaminya sudah berkata seperti itu, maka ia harus patuh layaknya istri pada umumnya, kan?

Hah!

Jika dipikir-pikir lagi, waktu benar-benar berlalu begitu cepat. Rasanya baru saja kemarin mereka ke sekolah dengan seragam. Rasanya baru kemarin ia tiba-tiba menikah dengan pria itu. Rasanya baru saja kemarin ia menangisi kehancuran hidupnya karena pria yang bergelar suaminya itu.

WHAT IS LOVE?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang