Happy reading ! :)
***
Jam sudah menunjukkan pukul 20:00 WITA saat mereka sampai di depan rumah Lily. Setelah resepsi selesai, mereka masih harus berhadapan dengan puluhan wartawan hingga Lily tidak bisa langsung pulang. Lily benar-benar capek. Dan ia butuh istrahat sekarang juga. Beruntung tadi ia sudah sholat jadi ia bisa langsung istrahat.Lily berjalan beriringan dengan kakaknya diikuti Danish dan geng-nya juga Risa. Tidak ada Kevin. Dan mungkin Lily tidak bisa lagi sering-sering melihat wajah pria itu.
Rasanya begitu sakit jika mengingat tentang pria itu.
Kedua bola mata Lily membulat sempurna saat pintu rumah terbuka. Ia meremas gaminya kuat.
Kenapa ?
Tolong biarkan dia sebentar saja untuk tidak menangis. Semuanya terkejut melihat barang-barang Lily yang sudah dikemasi menjadi pemandangan yang menyambut kedatangan mereka saat pintu rumah terbuka.
“Ini maksudnya apa mah, pah ?” teriak Dean pada kedua orang tuanya yang kini sedng duduk di sofa ruang tamu. Mereka memang langsung pulang setelah resepsi selesai.
"Dia sudah punya suami. Jadi mulai hari ini dia menjadi tanggu jawab suaminya” jawab Armando santai. Dean mengepalkan kedua tangannya kuat.
"Papah dan mamah benar-benar keterlalua. Lily memang sudah punya suami tapi Lily tetap adik aku, dan Lily tetap anak kalian” Lily menggenggam tangan kakaknya. Takut kakaknya sampai kalap.
“Apanya yang keterlaluan ? Ayah cuma mau mulai hari ini dia tinggal bersama suaminya” Lily menarik nafas panjang kemudian menghembuanya pelan.
Tidak ! Dia tidak boleh menangis sekarang. Dia harus menahannya. Sebentar saja !
Danish mengambil dua koper paling besar kemudian membawanya ke mobil tanpa sepata katapun keluar dari mulutnya. Hatinya benar-benar sakit melihat apa yang kini menimpah Lily. Dan semua itu karena dirinya. Ia tidak bisa membayangkan sesakit apa hati gadis yang kini sudah menjadi istrinya itu.
Dean membantu Danish mengangkat barang-barang Lily diikuti Rayhan, Dika, Reza, dan Bagas. Sementara Risa menuntun Lily untuk naik ke mobil. Risa memeluk Lily yang tampak masih sangat syok. Dia memang tidak menangis tapi Risa bisa merasakan tubuh gadis itu bergetar.
Danish duduk di balik kemudi, di sampingnya ada Dean sementara Risa dan Lily duduk di belakang. Rayhan, Dika, Reza, dan Bagas berada di mobil Dika. Saat ini mereka akan ke rumah Danish. Sekitar 30 menit mereka sampai di depan rumah mewah Danish.
Danish masuk diikuti yang lain. Di ruang tamu Daniel dan Lucy sedang duduk sambil menonton berita yang sedang menampilkan berita tentang pernikahan mereka tadi. Kata-kata Lucy menghentikan langkah kaki Danish yang hendak menaiki anak tangga.
“mau ngapain kalian di sini ?” Danish berbalik menatap mamahnya yang sedang menatap Lily.
“honey !” kata Daniel mencoba menegur sang istri.
“jangan pernah menginjakkan kaki di rumah ini kalau kamu belum menceraikan perempuan murahan itu dan menikah dengan Sarah !” prang...Danish membanting vas bunga antik milik mamahnya yang tepat berada di sampingnya. Ia benar-benar marah.
“CUKUP, MOM ! Mom benar-benar keterlaluan. Lebih baik aku tidak akan pernah lagi menginjakkan kaki di rumah ini dari pada harus bercerai dengan Lily !” teriak Danish penuh emosi.
“Kita lihat saja sampai dimana kamu bisa bertahan. Dan ingat ! Mom akan mengambil semua fasilitas yang kamu pakai” ancam Lily. Namun Danish sama sekali tidak takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHAT IS LOVE?
Teen FictionHarap FOLLOW dulu sebelum baca.😊😉 Lily Rafanda Armando. Gadis cantik yang dikenal dengan kepintaran, dan segala sifat baiknya. Lily adalah gadis yang kalem dan cenderung pendiam. Ia kurang pandai dalam mencari teman baru. Karena itu, ia hanya memi...