P.S 14

1.3K 53 0
                                    

Menelusuri trotoar jalan yang panjang membuatnya belum menemuka titik tepi. Entah sudah berapa jauh kaki yang dibalut sepatu bertali itu melangkah dengan gusar. Setelah kepergiannya dari rumah sang kekasih kini dia melangkah tanpa arah hingga gerimis datang melanda jalanan kota.

"ah sialan!, terang gini kenapa hujan coba" gerutunya setelah sampai di halte pinggir taman.

"hujan itu rahmat gak boleh di salahkan" sinta menengok kearah belakang yang terdapat cowo dengan kaos oblongnya sedang duduk di sana sembari membca sebuah buku.

"siapa yang nyalahin, orang aku Cuma merutuk sedikit kok" penuturan sinta membuat cowo itu gemas dan beranjak menghampiri cewe tersebut.

"itu sama aja prasinta" karena penasaran dia berani melihat wajah cowo tersebut

"loh elvano ngapain di sini?"

"lah kaka ngapain disini?" bukannya menjawab el malah bertanya balik

"aku lagi neduh" jawab sinta dengan polos

"lah sama aku juga lagi neduh dong" dia berdiri tepat disamping kanan sinta yang terdapat cowo yang mengenakan jaket hitam sok misterius.

"dasar aneh" sinta menggelengkan kepalanya samar

"aku mah orangnya gak aneh kak, Cuma mungkin perasaan ini yang membuat aku aneh" sinta melototkan matanya karena telapak tangannya ditarik dan diarahkan kedepan dada elvano.

"ih lepasin nanti aku ketularan rabies"ujar sinta sembari menarik tangannya

"lo bukan takut kena rabies kak, tapi lo takut debaran itu juga tersalur ke perasaan lo" ujar elvano dengan diakhiri gelak tawa membuat mereka menjadi pusat perhatian.

Prasinta Story [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang