Prasinta Story [END]

P.S 29

Malam ini sinta dirundung kesedihan pasalnya sang pacar sedang berada dimode marah, dia berada di dalam kamar tepatnya di atas balkon, menikmati pemandangan malam di negara orang. Dia telah mantap dengan apa yang sedari tadi ia pikiran, akhirnya iapun turun menuju lantai dasar menghampiri  sang kedua orang tua.

“mah, pah! Adek mau lebaran di indonesia aja” sinta mendudukan dirinya di samping sang omah

“loh kenapa sayang? Kamu gak kangen sama omah dan opah?” wanita bayah itu mengelus rambut panjang sinta yang di biarkan tergerai.

“kangen lah omah, tapi sinta pengen di indo aja”

“mesti ada udang dibalik bakwan tuh pah” ujar seorang pria dewasa yang baru selesai mengangkat telfon

“ihh kak afkar mah sukanya gitu, jujur banget dah” dengus sinta

Afkar Agranatha Athaya kaka satu satunya yang sinta punya, dia seorang dokter bedah di salah satu rumah sakit yang ada di kotanya dan sang istri adalah Lila Rasyafa made seorang apoteker di rumah sakit tempat afkar bekerja, seiring dengan kedekatan mereka akhirnya merekapun memilih untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius yaitu pernikahan.

“sukanya apa emang?, orang kaka sukanya istri kaka” jawab afkar jail.

“serah lo kak orang barbar mah bebas”

“kalian barantem mulu bikin kepala aku jadi pusing” mungkin karena hormon kehamilan llila pun pergi menuju kamar.

“ya udah yah, nanti biar adek sama aku. soalnya afkar dapet panggilan dari rumah sakit dokter bedah yang mau gantiin afkar ternyata istrinya mau lahiran sebelum waktunya” ujar afkar sebelum menyusul sang istri

“inalillahi” ujar kompak dari kedua orang tuanya.

COLD NIGHT

Itulah tulisan yang tertera pada layar ponsel di ikuti dengan sebuah foto berlatar belakang menara eiffel dan gemerlip cahaya lampu di malam hari. Saat ini dia sedang berada di dalam kamar sembari memainkan benda pipih itu, dia bingung harus memberitahukan sang pacar atau tidak.