P.S 20

1.4K 41 0
                                    

Suara ketukan di daun pintu kamar membangunkan dua manusia yang berada didalamnya.dipadukan dengan suara kicauan burung yang beradal dari taman di samping kamarnya.

“non udan pagi, nanti terlambat kesekolah” setelah mendengar kata sekolah kedua cewe itu buru buru langsung meloncat turun dari ranjang

“iya bi kita udah bengun” teriak sinta sembari berlari menuju kamar mandi.

“gue dulu sin, pengen pup sekalian” elssa menarik tangan sang sahabat menjauh dari pintu kamar mandi yang berwarna abu abu itu.

“gak mau” gerakan sinta tidak tepat sehingga saat dia berlari akan menyusul elssa didalam kamar mandi tiba tiba pintunya sudah tertutup. Sinta tidak bisa menghentikan larinya sehingga jidat jenongnya mencium pintu dan terjengkang kebelakang.

“eh ada gempa” teriak elsaa dengan tertawa puas.

“sialan!” sekarang kaki jenjang itu melangkah keluar kamar menuju kamar tamu.

Setelah mereka berpakaian rapih sekarang keduanya sedang berada di depan cermin, yang satu memegang bedak dan satunya lagi memegang hairdayer.

“kayanya lo hari ini harus make upan deh sin, liat tuh mata lo bengkak” ujar elssa yang sedari tadi memperhatikan wajah sinta lewat pantulan cermin.

“gak mau ah, ribet tau gak” saat dia akan berdiri dari duduknya, elssa langsung mendudukannya lagi secara paksa.

“nurut sama gue!”

Pagi ini sinta meminta diantar oleh mang kasir karena sepulangnya dari sekolah dia akan menjemput kedua orang tuanya di bandara.

Saat ia sedang menatap jalanan di pertigaan sebuah motor sport hitam mendahului mobilnya, dia sangat amat yakin siapa kedua orang yang berada di atas motor itu.

“huhh lupain!” gumum sinta pada dirinya sendiri sembari membuang nafas berat.

Prasinta Story [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang