Prasinta Story [END]

P.S 23

Sepulangnya dari caffe el mengajak sinta mampir kesebuah acara yaitu festival balon udara yang di selenggarakan di pinggir pantai di malam hari.

"apakah boleh menaiki balon udara itu?"

"tentu saja boleh, ratusan balon balon ini memang di fungsikan untuk berfoto bukan untuk di terbangkan" jelas el.

Saat ini sinta sedang menunggu el yang berada di anterian tiket untuk menaiki balon.entahlah dia bukan tipikal cewe yang mudah akrab dengan orang lain, tapi entah bagaimana dia sekarang yakin dengan kedekatanya dan el.

"bengong terus, di pinggir pantai loh ini. Gimana kalo di samperin sama nyai loro kidul coba?"

"hah? Nyai loro kidul" wa jah sinta begitu polos

"kayanya gak bakal deh, karena mesti nyai itu minder" ujar el sembari mengatur kefokusan kamera yang ia sewa.

"minder kenapa coba?" sintapun berjalan mendahului menuju balon yang ia inginkan

"minder karena kamu lebih cantik dari nyai roro kidul" elpun tertawa renyah menghiraukan suasana di sekitarnya.

"apaan, kamu gak tau nyai itu cantik banget"

"tau, tapi menurut aku kamu lebih cantik dari segalanya" mendengar ucapan el, sinta jadi tersipu malu. Dan pada saat itu juga el mengambil gambar sinta.

Saat ini mereka sedang berada di dermaga kayu sembari menikmati udara pantai yang di iringi dengan deburan ombak, nampak air bergitu banyak memiliki pantulan cahaya yang di sebabkan oleh balon udara.

"pinjem hp" tenpa persetujuan el langsung menarik ponsel yang sedari tadi berada di genggaman sinta.

"aku baru nemuin junior se'enggak tau diri kaya kamu" gerutu sinta

"dan mesti kamu gak pernah nemuin junior seganteng dan sekece aku selain yang berada di depan kamu sekarang" dengan pedenya el mengucapkan hal demikian.

"hubungi aku setelah pulang dari sini!" el menyodorkan ponsel sinta yang sekarang sedang mengalunkan lagu perahu kertas milik maudy ayunda dan tulisan kontak di layar ponselnya.