Prasinta Story [END]

P.S 19

“udah dong sin, jangan kembali kaya dulu lagi. Akukan jadi bingung mau ngehibur kamu kaya gimana lagi” 

Sekarang elssa sedang berada di dalam kamar milik sinta, sudah beberapa hari ini setelah kejadian dirumah sakit sinta kembali seperti duluu saat setelah putus dengan kenan. Susah makan, murung, kadang tiba tiba nangis dan tidak bergairah.

“sakit sa!, ternyata selama ini hubungan gue dilandasi sebuah kekalahan. Gue dijadiin taruhan” sinta berucap sembari tatapannya masih lurus kedepan dan air mata yang sedari tadi menggenang di pelupuk matanya pun kini mengalir dengan deras.

Bahkan kini keterpurukannya melebihi saat dulu dengan kenan, terlihat dari kamar yang selalu rapih sekarang jadi sering berantakan. Jarang keluar kamar apa lagi untuk mengajak elssa main.

“gue ta...”

“lo gak ngerasain sa! Sakitttt( dia memukul mukuli dadanya sendiri yang merasa semakin sesak) kenapa dulu dia ngeringin luka kalo pada akhirnya dia akan menggoreskan luka yang semakin mendalam di tempat yang sama” sinta kembali histeris setelah memotong ucapan dari sang sahabat.

“tenangin diri kamu sin!, nanti malam om rahmat sama tante sintia sampe di indo, lo gak mau kan nunjukin kesedihan lo didepan mereka?” elssa memeluk tubuh itu dengan cukup erat.

Rahmat athaya dan sintia laufindra adalah kedua orang tua sinta mereka jarang ada dirumah karena sering bolak balik indonesia – singapur untuk memantau cabang perusahaan yang ada di sana, Serta sering melakukan perjalanan bisnis. Namun sinta tidak pernah merasa keberatan dengan pekerjaan orang tuanya selama itu halal dan itupun untuk masa depannya.

“kamu jangan bilang bilang sama papah dan mama aku yah!” sinta menghapus air matanya

“gak akan! Asal lo janji jangan kaya gini lagi!” sintapun mengangguk dan menunjukan senyum palsunya dihadapan sang sahabat. Dia berusaha untuk terlihat tegar.

“jangan tangisi bajingan sin!” ujar elsaa sembari berbaring untuk tidur, dia sudah beberapa hari menginap disana meskipun rumahnya dekat namun dia takut terjadi sesuatu pada sang sahabatnya itu.