Prasinta Story [END]

P.S 24

“kenapa sih kamu susah banget buat nerima cinta aku?” sinta yang sedari tadi sedang membaca bukunya langsung memelototkan matanya kepada cowo yang baru saja duduk di samping kanannya.

“kamu tuh apa apaan sih!, aku malu tau gak sih jadi pusat pandangan para pengunjung taman”

“kamu itu aneh, malu sama orang yang gak ngertiin kamu. Tapi kamu gak malu sama perasaan kamu sendiri” ujar elvano ngotot sembari merentangkan tangan kirinya ke pundak sinta

“ lo gajelas banget tau gak”

“gak jelas yang kaya gimana lagi sih sin?, berapa kali lagi gue harus jelasin ke elo kalo gue cinta sama lo?”  suara el meninggi dengan urat yang terbentuk jelas di leher putihnya.

“dan udah berapa kali juga aku bilang kita ga...” ucapan sinta terpotong

“kita gak cocok, umur kamu lebih tua dari aku. itukan maksud kamu? Cinta gak perduli umur, selama hati dan fikiran lo itu menyatu karena rasa” ujar el panjang lebar memotong ucapan sinta.

“gini aja! Kita balapan motor, gue tau lo jago bawa motor” tawaran el sedikit membuat sinta bingung, memang dia jago dalam membawa motor matick bahkan dia pernah ikut komunitasnya.

Tapi setelah kejadian dengan izam rasanya dia tidak ingin mengenal dunia balap dan lain sebagainya.

“apa hadiahnya kalo sinta menang?” kini sahabat sinta yang baru saja sampai langsung berlari menuju dua sejoli ini, pasalnya mereka seperti tidak sadar menjadi pusat perhatian.

“gue bakal nurutin semua permintaan dia, tapi kalo sampai dia kalah. Dia harus mau menjadi pacar gue”ujar ei dengan cukup yakin

“deal” sinta memelototkan matanya pasalnya dia tidak percaya dengan apa yang dilakukan oleh sang sahabat.

“besok pulang sekolah kita bertemu di jalan lingkar yang terbengkalai di pinggir kota” ujar elssa dan menyeret sinta pergi dari sana.

“lo gila ya? Mana mungkin gue balapan motor sama orang kaya dia?” gerutu sebal sinta saat sedang mengenakan helm.

“udah lo tenang aja, gue yang bakal minjemin motor gue ke dia. Dan akan gue otak atik”