Prasinta Story [END]

P.S 37

Waktu liburan pun telah berakhir sekarang sudah hari senin dimana awal masuk untuk tahun ajaran baru. Pagi pagi sekali el sudah datang untuk menjemput sinta, tetapi kedua orang tua sinta menyuruhnya untuk sarapan pagi bersama sekalian.

“banyakin minum susu yank, jadinya gak kurus”

“aku gak suka susu el!” sinta menjauhkan gelas yang disodorkan kepadanya

“mah pah sinta berangkat dulu” sinta dan elpun menyalami rahmat dan sintia.

“dek tunggu!, kacamata kamu mana?”

“oh sinta lupa pah, nanti el aku ambil kacamata dulu”

Sinta memang sementara waktu mengenakan kacamata setelah perbannya di buka dan cek upnya telah selesai.

“kamu imut tau kalo pake kacamata, kaya panda” el merangkul bahu sinta dan keluar rumah.

***
Hari-haripun kini telah berlalu, sekarang sinta dan el sedang menjalin ldr karena el sedang study tour ke bali.

“kamu tuh cowo yang gak pantes buat kak sinta tau gak, kak sinta ngabarin kamu terus tapi gak di respon. Tau gak kak sinta marah ngeliat postingannya kafaila sama kamu. Dia juga cewe aku juga cewe kita tau arti tatapan kafaila buat kamu”

Ucapan panjang lebar itu berasal dari ira yang notabennya adalah teman satu angkatan sekaligus satu satuan paskibra.dia memang lumayan dekat dengan sinta. El pun langsung membuka ponselnya, pasalnya tidak mungkin sinta mengabarinya karena ponselnya tidak berbunyi.

“oh shit! Siapa yang matiin daya ponsel gue sialan” umpat el.

“ponsel dari tadi sama kamu, mau ngumpat sama siapa lo?” sekarang giliran aldafa yang geram.

Benar sekali setelah ponsel itu hidup banyak sekali notif dari sang kekasih.

Drettt

Sinta terkejut ketika sedamg asik berjalan jalan dan melihat kesana kesini di dalam pasar tiba tiba ponselnya bergetar.

“ halo el?”

“maaf ya...”  perkataan el terpotong

“sin ayo! Masih lama? Gue udah pengap banget nih”

“nanti kalo aku udah di rumah aku hubungin lagi el, bay” panggilanpun terputus sepihak.