Prasinta Story [END]

P.S 31

El langsung merasa bersalah, dia berfikir mungkin sifat kekanak-kanakannya sedang tumbuh yang membuat sang kekasih tersulut emosi. Tanpa berfikir dua kali ia langsung mengejar sinta yang lari dengan mata berkaca kaca.

“sin tunggu!” el berhasil mematikan mesin motor sinta dan mengambil dengan paksa kunci tersebut.

“apa lagi el?, gue cape gue pengen istirahat!” ujar sinta yang masih ada di atas motor matic yang telah di matikan mesinnya.

“sini turun dulu” ujar el dengan cukup lembut dan menuntun sinta untuk turun dari motornya.

“duduk!” el mendudukan sinta dengan paksa karena mendapat perlawanan dari wanita tersebut. Diapun jongkok di depan sinta

“mau apa lagi sih?, udah minggir gue mau pulang! Sana lanjutin aja ngegamenya” el langsung mencekal kedua lengan tangan sinta saat akan mendorongnya.

“aku bukan gue!, maaf sayang aku gak bermasud gitu. Aku Cuma cemburu ngeliat kamu deket sama cowo lain” sikap el sekarang mungkin termasuk dalam kategori romanc pasalnya dia juga beberapakali mencium punggung tangan sinta.

“abis kamu ngeselin tau gak, dia Cuma sepupu aku. dan aku paling males kalo di cuekin Cuma gara gara ponsel”

“iya maafin yah!, sekarang masuk yuk aku belum makan sedari buka puasa tau. Cuma makan bubur cadil sama es buah doang”

“jadi kamu pulang sama bang afkar?, lebaran gak sama papah mamah dong?” sekarang mereka sedang berada di kamar el, setelah menyelesaikan makannya.

“ya gituh deh ,tapi kayanya dua hari setelah lebaran mamah saa papah pulang kok” ujar sinta sembari masih mendandani el di atas tempat tidurnya.

“ya udah pas malam takbiran nginep sekalian aja di sini, toh mau pada ngumpulkan?”

“ide yang bagus joker!” sekarangel sudah selesai dengan riasan di seluruh bagian wajahnya yaitu menyerupai joker.

Mereka asik dengan bayak sekali gaya yang tertangkap oleh kameraponsel milik el. Mulai dari yang sendiri ataupun yang berdua.