P.S 41

1.2K 40 0
                                    

“el!” sangking paniknya ia langsung masuk kedalam ruang kesehatan yang ternyata el sedang memangku kepala devita cewe kelas 10 yang dulu saat dipendopo meminta foto bareng el.

“oh astaga maaf gak tau, ini aku Cuma mau nganterin makanan” sinta menaruh kantong kresek itu di atas meja. Setelah kepergian sinta elpun langsung terbangun dan meraih kresek itu sekaligus berlari mengejar sinta.

“Sin tunggu!” sinta menghentikan langkahnya namun tidak membalikkan badan.

“tenang sin! Lo bukan anak kecil” batinnya sembari mengatur nafas yang sedari tadi memburu.

“kamu salah paham” el memgang bahu sinta dari belakang.

“salah paham kenapa el?, mending kamu makan rotinya nanti kamu sakit. Kamu belum sarapan kan?” sinta berusaha memasang senyum palsunya.

“aku kangen kamu yang dulu!, kamu yang suka marah marah, kamu yang suka ngambek dan kamu yang pencemburu bukan kamu yang seperti ini” el menarik sinta kedalam pelukannya.

“ayo lah el, kita bukan pacaran gaya anak SMP lagi. Kita udah dewasa, kalo aku gak cemburu itu berarti aku percaya sama kamu. Bukannya salah satu dasar sebuah hubungan adalah kepercayaan?”

Saat el melepaskan pelukannya, hampir saja sinta tumbang karena rasa sakit di kepalanya semakin menjadi. Dengan sigap el langsung merengkuh pinggangnya. Ternyata sedari tadi erzan menyaksikan adegan sinta dan el, karena dia disuruh memata-matai.

“are you okey bee?” bisik el, dengan sisa kesadarannya sinta mengangguk. Sepersekian menit akhirnya sinta tumbang, bukannya membawa ke ruang kesehatan el malah membawanya ke basecamp panitia yang jaraknya lumayan dekat.

“ya ampun kak sinta!” ira dengan sigap mengambil minyak kayu putih dalam ranselnya sembari menunggu el membaringkan sinta.

“el! Kamu apain kaka gue?” sinta dan ira memang sudah saling menganggap kaka beradik satu sama lain meskipun dia juga mengenal lewat latgab tahun kemarin

“lo toh ngeselin banget tau gak sih, kenapa lo gak peka sama si devita? gue, kak sinta dan dia tuh sama sama cewe yah. Dan kita berdua tau apa maksud setiap tatapan yang di tujukan oleh devita”  terlihat ira emijat kening sinta sembari memarahi el.

Skipp**

“emmm, loh kok di basecamp panitia?” sinta yang baru sadar langsung mendudukan tubuhnya dengan sepontan.

“aku males kalo harus ke basecamp kelas 12, yang ada nanti aku di usir sama kak fernandi” ira yang tau maksud pembicaraan itupun langsung pergi.

“aku kecewa sin, aku tau semua yang kamu rasain dari orang lain. Sedang kan aku yang notabennya pacarkamu malah kamu ragu buat cerita” el membuang pandangannya kearah lain.

Prasinta Story [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang