Aurora - 2

1.2K 136 28
                                    

Irene menatap nanar pada ban mobil miliknya yang bocor, ini sudah waktunya pulang. Dia sudah janji pada Aurora untuk pulang tepat waktu agar mereka bisa makan malam bersama. Tetapi jika begini kejadiannya yang ada Irene bakalan pulang terlambat lagi, dan Auro akan cemberut sepanjang perjalanan pulang dari rumah Ibunya ke rumahnya.

Mulutnya berdecak kesal, kepalanya pusing sekarang. Hari ini benar – benar bukan hari yang mudah untuknya. Dari mulai dia harus menghadapi klien yang rewel, sampai porses mediasi yang alot, terus sekarang apa? ban mobilnya bocor.

Saat dia mencoba untuk menelepon bengkel terdekat satu mobil BMW hitam mendekat kearahnya, pengemudi mobil tersebut membuka kaca mobilnya.

"Kenapa Rene mobilnya?" tanya orang tersebut.

Irene menyipitkan matanya, begitu mengetahui siapa orang tersebut Irene baru menjawab "Ini mas, ban nya bocor."

Suho turun dari mobilnya, ikut memperhatikan ban depan mobil Irene yang bocor. Pria itu masih lengkap dengan seragam kerjanya, kemeja abu – abu dan jas hitam.

"Tinggal aja mobilnya disini, nanti aku panggilin bengkel langganan aku biar mereka yang urusin."

Irene menggeleng "Gak usah deh mas ngerepotin, aku udah coba hubungin bengkel terdekat kok." Tolaknya dengan halus.

Suho tersenyum "Ngerepotin apanya sih Rene? Kaya sama siapa aja. Udah nih aku telponin, nanti kamu aku anterin aja."

Suho mengeluarkan ponselnya lalu menelepon bengkel langganan yang ia maksud, benar saja tak lama orang dari bengkel tersebut datang ke lokasi mereka. Setelah Irene mengambil semua barang – barangnya mobil Irene dibawa oleh petugas bengkel tersebut karena ban mobilnya bukan hanya sekedar bocor, tapi juga sudah botak. Dan Irene lupa kapan terakhir kali dia memeriksa ban mobilnya.

Sekarang Irene ada di dalam mobil Suho bersisian duduk dengan canggung, karena walaupun mereka satu kantor Suho memiliki jabatan lebih tinggi dari Irene. Dan di kantor pun dia jarang ngobrol. Karena Irene sungkan untuk memulai percakapan dengannya.

"Abis ketemu klien Rene?" Suho memulai percakapan.

"Umm iya mas." Jawabnya.

"Lagi banyak kasus ya?"

"Ada 4. Tiga perceraian, dan satu kasus penipuan. Mas Suho baru pulang dari pengadilan?"

Kepala Suho mengangguk "Iya, ruwet banget klienku. Sampe harus di tunda sidangnya." Kalo seorang Suho bilang klien nya itu ruwet berarti kasus yang ia pegang memang bukan kasus sembarangan. Suho di kenal dengan keberhasilan dalam kasusnya, kasus apapun itu.

Mereka berbincang hingga akhirnya mobil Suho berhenti tepat di rumah Ibu Irene, dia melepas seatbelt nya lalu mengambil barang – barangnya.

"Terimakasih ya mas." Ucap Irene saat dia sudah keluar dari mobil Suho.

Suho tersenyum "Iya sama – sama Rene, mobil kamu biar nanti langsung di bawa ke kantor aja ya."

"Iya mas, sekali lagi makasih ya."

****

"Lo ada apa sama mas Suho?"

Irene baru saja sampai kantor dan menaruh tas di mejanya, saat Wendy mendatanginya dengan pertanyaan yang tak ia mengerti.

Kening Irene mengerut "Apanya yang ada apa?" dia juga bingung pagi – pagi ditanyain begituan.

"Tuh dia kasih lo kunci mobil sama kopi sekalian, ada memo nya lagi." Ucap Wendy menunjuk apa yang di maksudnya dengan dagunya.

Irene mengambil kunci mobil dan kopi yang dimaksud, alisnya berkerut membaca memo yang berisi 'semangat kerjanya ya, Rene.' Tersebut. Dia menatap Wendy, lalu kemudian meremas memo tersebut dan membuangnya ke tempat sampah.

Eternal Mixtape • MINRENE SHORT STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang