Turn Off The Light - 2

1.3K 112 31
                                    

Bacanya pelan - pelan aja gengs.

****

Mino meregangkan lehernya yang terasa kaku akibat seharian membaca laporan serta menatap layar laptop. Kemudian matanya menatap lurus ke arah jendela kantornya, hari sudah malam pukul Sembilan, dan Mino belum ada tanda – tanda akan pergi meninggalkan kantor. Berkas - berkas masih banyak tergeletak di meja kerjanya.

Pintu ruangannya di ketuk oleh sang sekertaris "Pak, sudah jam 9 malam, saya izin pamit pulang ya?" kata Hanbin.

Mino menatap Hanbin, kemudian mengangguk "Oke hati – hati. Besok kamu datang lebih pagi ya, susun jadwal saya untuk satu bulan kedepan." Jelas Mino.

Hanbin tersenyum, lalu mengangguk "Siap pak bos, bapak juga jangan lupa istirahat jangan kebanyakan begadang sama minum kopi." Ucap Hanbin santai.

Mino cuma terkekeh pelan mendengarnya "Udah sana pulang lu!" Balasnya.

Hanbin ini udah kurang lebih kerja sama Mino tuh sekitar 3 tahunan gitu, sebelum Hanbin kerja sama Mino, sekertaris Mino itu cewek semua rata – rata. Tapi mereka cuma bisa godain Mino doang, kerjanya gak ada. Makanya baru seminggu kerja di pecat lah sama Mino. Mino adalah seseorang yang sex life nya aktif, namun bermain dengan sekertarisnya itu bukan Mino banget. Sampai akhirnya dia ketemu Hanbin, dan syukurnya Hanbin cocok kerja sama Mino sampai 3 tahun ini. Walaupun Mino sebagai bos juga gak bisa di bilang sempurna karena dia juga hanya manusia biasa.

Sekarang sih karena udah kenal gimana wataknya Mino, Hanbin jadi tau dimana situasi yang Mino bisa di ajak bercanda sama situasi Mino memang lagi serius.

Mino menarik laci paling atas yang ada di meja kerjanya, mengambil satu kotak rokok, dan matanya menatap sebuah kotak beludru berwarna biru dongker, di ambil kotak tersebut dan dia menutup kembali laci meja kerjanya.

Dengan pelan Mino membuka kotak yang ada di tangannya tersebut, senyumnya tersungging saat melihat isi dari kotak tersebut, kalung berliontin aquamarine ada disana.

Sudah hampir dua bulan sejak kejadian tersebut, setelah Mino pulang dari Seoul dia langsung menyuruh Hanbin untuk mencari tahu merk apa kalung yang ia temukan tersebut, sampai ia ketahui kalau kalung tersebut keluaran dari brand Tiffany and co. Bukan kalung yang di buat secara limited edition namun Mino yakin kalung tersebut memiliki arti tersendiri untuk pemakainya.

Saking penasarannya Mino bahkan sampai meminta langsung pada Jinu untuk mencari tahu siapa cewek itu, padahal saat itu Jinu sedang bulan madu sama istrinya. Namun hasilnya nihil, dia tak mendapatkan info apa – apa dari Jinu.

Hingga akhirnya dia menyerah dan tak berusaha mencari lagi siapa pemilik kalung serta wanita yang tidur dengannya malam itu.

****

Tok... tok... tok...

Hanbin mengetuk pintu ruangan Mino, kemudian dia masuk. Dia terbiasa untuk mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum masuk ke ruangan Mino. Meski terkadang dia tau kalau sang Presdir sedang tak melakukan kegiatan apapun.

"Pak, ada presdir dari BaeLand Company mau ketemu sama Bapak." Kata Hanbin begitu dia sudah ada di hadapan Mino.

Alis Mino mengerut bingung "BaeLand Company? Hasil tender kemarin yang menang mereka?" tanya Mino.

"Iya pak, kan saya sudah infokan ke bapak." Ujar Hanbin.

Mino memiringkan kepalanya "Loh emangnya iya?" Tanyanya bingung.

Hanbin mengangguk "Iya pak." Gini nih, Hanbin marah juga gak bisa ya kan? Pak bos kebiasaan banget emang.

"Pak Hoon tau mereka datang?" tanya Mino lagi.

Eternal Mixtape • MINRENE SHORT STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang