"Rene, pacaran yuk?"
"Hah?"
Mereka sama – sama saling menatap setelah perkataan Mino barusan, kemudian Mino menghela nafasnya kembali dan memutus kontak matanya dengan Irene, dia mengusap wajahnya gusar.
"Masuk gih udah malem." Ucap Mino pada Irene kemudian.
Irene mengerjapkan matanya, kemudian dia membuka seatbelt nya dan keluar dari mobil Mino tanpa bicara satu kata pun. Sepanjang jalan masuk kedalam rumah Irene masih memikirkan perkataan Mino tadi. Semuanya begitu mendadak, dia tak siap.
Setelah Mino menyatakan cinta pada Irene malam itu, umm gak yakin sih itu pernyataan cinta atau bukan. Ya pokoknya setelah kejadian itu, Mino gak ada kabar lagi bener – bener menghilang.
Irene jelas kesel lah, maksudnya apa coba udah tiba – tiba confess terus sekarang pake gak ada kabar. Kan Irene jadi bingung ya ini sebenernya Mino beneran atau cuma gimmick sih ngomongnya ke Irene. jujur aja jadi kepikiran banget, tiap malem buka whatsapp gak ada pesan dari Mino sama sekali.
Sedangkan di tempat lain, Mino sibuk memandangi ponselnya aplikasi whatsapp nya ia buka. Mengetik sesuatu namun kembali di hapus. Tentunya data ponselnya off ya, kalo gak ketauan banget mau chat Irene tapi gak berani.
"Hadehhhhh." Geramnya sambil mengacak rambut kasar.
Pyo yang berada di dapur mendengarnya lalu memutar bola matanya malas "Makanya, banyak gaya sih." Kata Pyo yang sudah mengetahui masalah yang dihadapi oleh sahabatnya ini.
"Kesannya gue jadi pengecut banget." Ucap Mino.
Pyo terkekeh "Emang pengecut, abis nyatain perasaan terus ngilang gitu aja namanya apa? Kalo gue jadi Irene sih ogah banget." Gak akan Pyo ngebelain Mino, tau dia kelakuan Mino kaya apa.
"Gue harus apa dong Yo?" frustasi banget keliatannya, rambut sampe acak – acakan gitu sih.
"Ya selesain semuanya, jangan di gantungin gitu. Cukup jemuran aja yang di gantung, perasaan jangan." Ucap Pyo menasihati Mino.
Setelah dinasihati oleh Pyo, Mino masih tak memberi kabar pada Irene. hampir 2 minggu kini dia menghilang begitu saja. Tanpa ada alasan yang pasti.
"Masih belum ada kabarnya?" tanya Seulgi yang melihat keberadaan Irene tengah mengaduk – aduk mie ayamnya sambil terus menatap ponselnya.
Irene menoleh kearah Seulgi, mencebikkan bibirnya lalu menggeleng "Belum." Balasnya singkat.
"Udah lah ngapain sih cowok kaya gitu di harapin, gak penting banget sumpah. Mendingan lo sama siapa tuh yang di kantor itu? Yang suka sama lo." Tanya Seulgi.
"Mas Suho?"
Seulgi mengangguk "Iya Mas Suho, dari pada sama Mino gak jelas gini."
"Gak ah, Mas Suho bukan tipe gue. Dia terlalu show-off orangnya." Ucap Irene kemudian memakan makanannya.
Seulgi mencibirnya "Halah dulu lo ke Mino juga gitu, bilangnya bukan tipe lo tapi apa? Sekarang di gantung gak jelas gini lo malah ngarepin dia."
"SEULGIIIIIIIIII." Teriak Irene kesal.
Ya kalo di pikir – pikir iya juga sih, kaya kemarin – kemarin tuh Irene denial banget pake segala bilang kalo Mino bukan tipe nya lah, apa lah. Tapi giliran sekarang aja Mino ngilang tiba – tiba setelah nyatain perasaannya ke dia, ehh dia malah galau gak ketulungan kaya gini. Pesan untuk Irene, hati – hati kalo ngomong.
****
Hari sudah gelap, ditambah dengan awan gelap yang menghiasi langit Jakarta, tak ada bintang karena kemungkinan akan hujan malam ini. Irene sedang mengecek kembali laporan pekerjaannya, sampai satu pesan membuat jantungnya deg – degan setengah mati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Mixtape • MINRENE SHORT STORY
Fanfic"Because Love is a Mixtape." Kumpulan cerita Mino dan Irene. Mature content in some chapter. 🔞🔞 #2 in Minoirene 270220 #3 in Minoirene 020820 #2 in Minoirene 040820 #3 in Minrene 050820 #2 in Minrene 090820 #3 in Song Minho 290820 #2 in Winvelvet...