The 1 - 1

478 43 9
                                    

Irene tersenyum menatap pintu café yang sekarang tengah ia datangi, cuaca Bandung hari ini hangat sehangat hatinya, meningat beberapa hari kebelakangan Bandung hujan dan udara menjadi dingin, terlebih lagi untuk Irene yang rumahnya berada di daerah lembang. Oh, hari ini dia sedang ada di Braga, menatap banyak orang ilir mudik dengan senyum. Ini bukan weekend tapi ingatlah ini Braga, tempat ini akan tetap ramai meski bukan akhir pekan.

Dia mengeluarkan buku jurnal dan pulpen dari tas nya, di robeknya selembar kertas dari sana dan dia mulai menulisnya.

Hi, aku menulis ini dengan senyum dan hati yang ringan. Sudah satu setengah tahun lamanya ternyata, aku baik-baik aja. oh, aku kembali ke Bandung tepatnya di Lembang. Apa kamu ingat aku pernah bilang kalo suatu saat nanti aku mau berkebun, aku kira saat itu datang ketika aku menjalani masa pensiunku dari mengajar, ternyata semuanya datang terlalu cepat, satu setengah tahun.

Ada banyak yang aku tanam, dari mulai strawberry, blueberry, bunga mawar, krisan, dan tidak lupa bunga matahari kesukaanmu itu mungkin akan bertambah seiring berjalannya waktu, bahkan aku membuka workshop disini, ternyata kesukaanku dalam mengejar gak hilang begitu saja. Gak, aku udah move on dan aku bahagia dengan hidupku yang sekarang ini. Aku hanya teringat dengan mu, orang bilang ini relapse. Tapi aku yakin setelah keluar dari café ini kenanganmu akan hilang juga.

Apa kabar kamu? Sudah menemukan dan mengencani wanita baru? Atau masih terjebak dengan masalalu? Aku beri tahu, kalau kamu sudah memulai hubungan yang baru, tolong cintai dia sepenuh hati. Apa kamu udah sky diving bareng Shasha?apa pameran kamu berjalan lancar? Aku harap iya.

Shasha, dia sudah naik kelas 3 sd sekarang ya? waktu terasa begitu cepat juga begitu lambat.

Mino, ini kisah kamu, aku, dan waktu.

****

Irene baru saja ingin menggunakan helm nya, saat dia melihat salah seorang anak muridnya tengah duduk di kursi taman sekolah, dia melihat jam berwarna hitam dengan aksen silver yang melingkar ditangannya, ini sudah jam 5 sore dan dia belum pulang. Dahi nya mengerut, dia melangkah mendekat. Sebenarnya sudah sering dalam tiga bulan ini Irene melihat Shasha selalu menunggu jemputan hingga sore. Tak jarang akhirnya Irene menelpon omah nya Shasha untuk menjemput Shasha.

"Shasha belum pulang?" tanya Irene sambil mengelus rambut anak tersebut, dia anak didik Irene dikelas sudah sepantasnya Irene mengenalnya.

Dengan wajah yang ditekuk anak bernama Shasha tersebut menggeleng "Belum miss, Papah belum jemput."

"Miss coba telpon ke omah nya Shasha ya, sebentar." Irene mengambil ponselnya, lalu menelpon nomor yang memang sengaja diberikan oleh para wali murid untuk gurunya agar jika sewaktu-waktu ada masalah mereka bisa menghubungi orangtua.

Irene kembali ke tempat Shasha duduuk dengan wajah yang muram, karena dia bingung harus bilang apa sama Shasha soalnya omah nya gak angkat telpon Irene kali ini, gak kaya biasanya.

"Sha, maaf tapi omah gak angkat telpon Miss Irene, Shasha mau nunggu dulu? Miss temenin."

Mata Shasha nyalang menatap gerbang sekolah, dia lalu menunjuk seseorang "Aunty Jisoo." Katanya membuat Irene ikut menatap arah yang ditunjuk sama Shasha.

Irene kenal wanita ini, dia tantenya Shasha maka Irene menyambutnya dengan senyum lalu dibalas senyum oleh Jisoo.

"Miss, sorry ya udah buat Miss temenin Shasha lagi hari ini saya baru pulang kerja. Terima kasih Miss Irene udah temenin Shasha." Jisoo berucap dengan ramah.

"Iya gak apa-apa sudah tugas saya untuk temenin murid yang belum dijemput bu."

Jisoo menggenggam tangan Irene "Sekali lagi terima kasih ya Miss Irene."

Eternal Mixtape • MINRENE SHORT STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang