Mino
Rene, hari ini aku jemput Aurora ya? Besok kan weekend, biar nginep sekalian
Satu pesan masuk dari Mino menghentikan seluruh kegiatan Irene, matanya masih focus dengan kata – kata yang tertulis di layar ponselnya tersebut. Sampai satu tangan menepuk bahunya pelan. Irene menoleh, mendapati Wendy tengah menatapnya bingung.
"Kenapa lo?" tanya Wendy yang bingung akan sikap Irene.
Irene menggeleng "Itu Mino kirim pesan mau jemput Auro, sekalian nginep."
"Terus?"
"Ya gak ada terusannya lah."
"Kirain lo bakal larang – larang Mino buat ketemu Auro." Balas Wendy.
Irene tersenyum miring "Ya Mino kan bapaknya Auro, Wen. Masa iya gue larang – larang dia ketemu sama anaknya sendiri." Sahut Irene.
"Lo pernah ngelakuin itu ya kalo lo lupa."
Mendengar penyataan Wendy barusan membuat kepala Irene seperti di pukul oleh palu godham. Kejadian dua tahun lalu, saat Irene dan Mino resmi bercerai. Dan Irene tak membolehkan Mino bertemu dengan anaknya sendiri menjadikannya manusia paling egois. Saat mereka memutuskan bercerai mereka lupa kalau Auro adalah korban dari ke egoisan mereka berdua. Anak berumur 3 tahun yang belum mengerti apa – apa dipaksa untuk mengerti keadaan kalau Mamah dan Papahnya sudah tak lagi bersama.
Baru sekitar satu tahun yang lalu, Irene membolehkan Mino datang bahkan mengajak Aurora menginap di apartementnya. Dia ingat sekali wajah bahagia Auro ketika bertemu dengan Mino untuk pertama kalinya setelah setahun tak bertemu. Dia merasa menjadi ibu yang jahat karena memisahkan Mino dan Auro.
Dalam pernikahan ada istilah mantan istri dan mantan suami, tapi tak ada yang namanya istilah mantan anak. Itu yang di katakan oleh Ibu Irene saat menasihatinya.
****
Mino memarkirkan mobilnya di area parkir sekolahan Aurora, melepas seatbelt dan keluar dari mobilnya. Di umurnya yang sudah menginjak akhir 20an dia masih terlihat tampan rupawan. Jangan lupakan tubuh berototnya, bukan berotot seperti ade rai, tapi adalah.
Dia ikut menunggu Auro sama seperti ibu – ibu lainnya yang juga menjemput anaknya. Sambil sesekali dia melemparkan senyumnya dikala dia bersitatap dengan ibu – ibu disana.
Bel pun berbunyi, anak – anak TK tersebut berlarian keluar dari dalam kelas tak terkecuali Aurora. Gadis manis dengan kepang di rambutnya ikut keluar dengan wajah gembira, dan senyumnya semakin mengembang dikala dia mendapati Mino yang menjemputnya kali ini.
"Papaaaaaaaaaaaaaaa." Teriaknya sepanjang lorong sambil berlarian.
Mino tersenyum "Auro, hati – hati nak. Nanti jatuh." Ucapnya lembut.
Tubuh Auro menubruk tubuh Mino masuk kedalam pelukan hangat seorang Mino. Mino mengelus rambut anaknya tersebut, lalu tersenyum.
"I'm so happy." Ucap anak berumur 5 tahun tersebut.
Mino melepas pelukannya, lalu menatap Auro "Why you so happy?" tanya Mino.
"Karena Papah yang jemput aku hari ini, itu artinya kita bisa sleepover yakan Pah?" balas Aurora dengan semangat.
Mino menganggukkan kepalanya, lalu tersenyum "Anak pintar, Auro lapar gak?"
Aurora terlihat berpikir sejenak, tadi pagi Irene membawakan bekal sandwich tuna untuk Aurora. Tapi Aurora lapar lagi sekarang "Iya, Auro lapar." Timpalnya.
"Okay mau makan apa Auro hari ini?"
Auro berpikir lagi, lalu menjawab "Chicken, Papah aku mau chicken."
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Mixtape • MINRENE SHORT STORY
Fanfic"Because Love is a Mixtape." Kumpulan cerita Mino dan Irene. Mature content in some chapter. 🔞🔞 #2 in Minoirene 270220 #3 in Minoirene 020820 #2 in Minoirene 040820 #3 in Minrene 050820 #2 in Minrene 090820 #3 in Song Minho 290820 #2 in Winvelvet...