Ini sudah hampir 3 minggu Irene dan Mino tak saling bertemu, tak saling memberi kabar, baik Irene dan Mino tak ada yang ingin memulainya. Katakanlah mereka berdua terlalu gengsi untuk melakukan itu. Jadi beginilah nasib mereka, hanya bisa melamun menatap jendela luar.
Hanbin masuk kedalam ruangan Mino membawa sebuah berkas ditangannya, Mino yang sedang melamun tak menyadari kedatangan Hanbin, sampai Hanbin mengetuk – ngetuk meja kerja Mino.
"Boss?" panggil Hanbin.
Mino tersadar dari lamunannya, menatap Hanbin "Iya kenapa?" tanyanya berusaha focus.
"Ini berkas pembangunan hotel dan resort kita di Ubud, kata orang BaeLand Company mereka bakal mulai pembangunan kamis ini. Bapak diminta untuk datang, peletakan batu pertama." Jelas Hanbin.
Mino cuma angguk – angguk aja, gak ngomong sama sekali.
Hanbin menatap boss nya lagi "Bapak paham kan?" tanya Hanbin sekali lagi.
"Iya paham." Balas Mino.
"Ini BaeLand Company loh pak, Miss Bae kemungkinan datang karena dia penanggung jawab proyek ini kan." Tambah Hanbin lagi.
Mino menatap Hanbin, "Iya juga. Oke, kamu siapkan tiket untuk penerbangan kesana." Perintah Mino.
"Sudah selesai pak, business class pukul delapan pagi."
"Oke."
****
Jika bukan karena Irene, Mino benar – benar malas datang ke acara seperti ini. Menurutnya ini sangat tidak penting, dia bisa saja mengirim Hanbin kesini untuk menyaksikan acara ini, tapi dia harus meluruskan semua kekacauan yang ia buat.
Sejak datang Mino tak ada henti – hentinya menatap arah pintu, berharap seorang Bae Irene datang dengan senyum di bibirnya. Namun hingga MC membuka acara batang hidung Irene sama sekali tak terlihat.
Mino mendengus lalu tersenyum miring, harusnya lo tau Irene gak mungkin datang. Gumamnya dalam hati.
"Mari kita sambut direktur utama BaeLand Company, Miss Bae Irene kami persilahkan." Ujar MC tersebut, seketika Mino mengangkat kepalanyanya.
Rupanya Irene muncul dari belakang panggung, konyol. Mino tertawa melihatnya. Bodoh, dirinya terlalu bodoh.
Irene berdiri dengan dress berwarna putih dan aksen kuning, terlihat sangat cantik di tubuhnya, dan Mino menyukainya. Setelah memberikan sambutan, Irene turun dari panggung dan ikut duduk berkumpul dengan rekan – rekan yang lain. Kemudian Mino pun berdiri untuk sambutan, sampai akhirnya mereka sampai pada acara inti, yaitu peletakan batu pertama Irene dan Mino berdiri berdampingan.
"Silahkan Miss Irene, dan Mr. Song untuk meletakkan batu pertama."
Irene menatap Mino, begitu pula Mino menatap Irene. Tak ada senyum di wajah mereka berdua, sampai selesai peletakan dan mereka berdiri kembali di tempatnya.
"I like your dress, you should wear more often." Ujar Mino berbisik.
Irene tersenyum tipis "Cuaca Jakarta tak cocok untuk ini."
"Let's say I like you wearing anything, especially when you not wearing anything."
Irene menoleh pada Mino, dia tersenyum miring "Oh really? Should I take off my clothes?"
"Not here, we can do that in my resort."
"Shall we?" goda Irene.
"Your lips, stop saying that or I kiss you here."
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Mixtape • MINRENE SHORT STORY
Fanfic"Because Love is a Mixtape." Kumpulan cerita Mino dan Irene. Mature content in some chapter. 🔞🔞 #2 in Minoirene 270220 #3 in Minoirene 020820 #2 in Minoirene 040820 #3 in Minrene 050820 #2 in Minrene 090820 #3 in Song Minho 290820 #2 in Winvelvet...