Namanya hidup, ngga mungkin ngga ada liku likunya
-Elang Ferdian Samudra.Reya mengikuti langkah kaki Elang sampai berhenti didepan pintu sebuah kamar, Elang merogoh sakunya dan mengambil kunci dan membukanya menarik Reya masuk kemudian menguncinya kembali tanpa sapatah kata.
Reya menyimpulkan Elang dia orang yang tertutup kunci kamarnya saja dia bawa kemana mana. Reya menyadari perubahan Elang, Elang seperti orang banyak pikiran atau mungkin memang banyak pikiran?
Elang membaringkan tubuhnya di springbadnya, Reya masih menelusuri setiap sudut kamar Elang yang tertata sangat rapi, masih hening tidak ada yang bersuara diantara mereka. Mata Reya terjatuh pada dua foto yang menempel di dinding dan di meja belajar Elang. Anak laki laki berumur tiga tahunan yang mirip dengan Elang dan perempuan putih cantik yang memangku anak berusia tiga tahun itu.
Reya penasaran siapa itu, tapi untuk bertanya Reya tidak berhak tau atas hidup Elang. Tangan Reya terulur menyentuh foto yang berada di meja belajar foto perempuan cantik yang memangku anak laki laki itu.
"Ganteng" ujar Reya memandangi anak kecil yang berada difoto itu. Perlu digaris bawah ii walaupun Reya adalah cewek bar bar kelembutanya selalu ada kepada anak kecil, ya dia suka anak kecil.
Elang yang tadi memejamkan matanya membuka matanya melihat Reya yang tadi berkata ganteng. Seketika Elang bangkit mengambil alih foto tersebut membantingnya kemudian mengambil foto itu tanpa peduli ada pecahan kaca figura itu dan merobeknya.
Reya kaget, sedari tadi Elang hanya diam tapi tiba tiba kenapa mengamuk?
"arrgh" keluh Elang menjambak rambutnya sendiri tidak peduli tangannya berdarah.
"l-lo kenapa lang?" tanya Reya berhati hati.
Elang bangkit dan membuka pintu balkon kamarnya duduk di kursi yang ada dibalkon itu, Reya pun menyusul melihat tangan Elang berdarah Reya kaget.
"tangan lo, kotak p3k nya dimana?" ujar Reya.
"dilaci meja belajar" jawab Elang mengeluarkan rokoknya.
Reya bergegas mencarinya, kotak P3K nya ketemu tapi ada benda yang mencuri perhatiannya. Fotonya saat pertama kali masuk dikampus saat sedang adu mulut dengan Shinta didepan kampus, Reya mengerinyit heran, tidak peduli tapi penasaran kenapa Elang menyimpan fotonya? Kenal saja baru kemarin itu pun tidak sengaja.
"Woi badak lama amat lo pup atau gimana?" teriak Elang dari balkon Reya pun bergegas keluar ke balkon.
"mana tangan lo" ujar Reya menarik tangan Elang dan mulai mengobatinya.
Elang diam mengamati Reya yang sibuk dengan tangannya. Senyum terbit dibibir Elang.
"lo kenapa sih ngamuk ngamuk kaya tadi gue juga yang susahhh geblek" ujar Reya merapikan kotak P3K nya.
Elang mematikan rokoknya menarik Reya dalam peluknya entah Elang tiba tiba saja ingin melakukannya.
"eh" ujar Reya kaget.
"biar gini aja dulu gue pusing" ujar Elang kemudian menutup matanya.
Pikiran Reya berkecamuk banyak pertanyaan tentang Elang yang penuh misteri sebenarnya siapa Elangg? Ash Reya merasa pusing sendiri didalam pelukan Elang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elang Ferdian Samudra (END)
Fiksi RemajaBrakk. "Kalau jalan yang bener!" ujar perempuan yang baru saja bertabrakan dengan Elang sambil memunguti bukunya yang berjatuhan. "Lo jalan main hp" jawab Elang singkat memasukkan tanganya kedalam saku celananya. "Ya kalau lo jalannya bener sekal...