Hargailah selagi masih ada. Terimalah sebelum semuanya tak lagi terasa sama. Yang hari ini kamu anggap biasa-biasa saja, bisa jadi sangat berarti suatu hari nanti.
-WulandariReya kembali ke kelasnya dengan muka masam, emosinya belum mereda, Wulan dan Vela yang melihat ekspresi Reya saling menatap mereka paham pasti baru saja ada yang membuat emosi Reya meningkat. Vela baru saja hendak menghampiri Reya tapi dosen yang mengajarnya sudah masuk kedalam kelas.
Reya menghela nafas berat, rasanya ingin segera cepat pulang Reya sedang berada di fase malas. Reya pun tidak mendengarakan materi dari dosennya, Reya memilih memejamkan matanya tidur.
Setelah jarum jam menujuk jam sembilan dosen dikelas Reya keluar, Reya yang sudah bangun dari tidurnya menghela nafas lega, akhirnya dirinya segera pulang dirinya benar benar capek.
"Ya" panggil Vela membuat Reya menaikkan satu alisnya.
"kekantin yuk?" ajak Wulan.
"enggak dulu deh gue masih capek dan yang jemput gue Reza tau sendiri kalau kelamaan nunggu gue ditinggal nanti" jawab Reya melihat jam dihpnya, lima menit lagi Reza datang menjemputnya.
"yah, yaudah hati hati gue sama Vela kekantin dulu ya" jawab Wulan diangguki oleh Reya.
Reya pun segera beranjak pergi dari kelasnya. Kurang sedikit lagi Reya sampai digerbang kampusnya tapi langkahnya terhenti akibat datangnya Brian and the gang Reya menghela nafas kasar, dirinya benar benar sedang malas diganggu.
"hai beppp" ujar Brian berdiri didepan Reya.
"minggir nggak?!" ujar Reya dengan wajah datarnya.
"gausah galak galak dah, gue jarang kuliah jarang jumpa lo ngga kangen gitu?" jawab Brian menaikkan satu alisnya.
"gue gak kenal lo" jawab Reya datar.
"ck ck senyum dong biar tambah cantik" goda Brian.
"minggir" jawab Reya mulai berjalan tapi masih dihalangi oleh Brian.
"gue bilang minggir ya minggir! Gue lagi nggak mau ribut!" ujar Reya mendorong bahu Brian kasar lalu pergi dari hadapan Brian. Mood Reya benar benar sedang tidak dalam keadaan baik.
Reya berjalan penuh emosi menghampiri Reza yang duduk diatas motornya. Reza menaikkan alisnya seolah bertanya 'ada apa' saat Reya datang dengan muka masamnya. Tapi Reza sebenarnya sudah melihat aksi marah marah Reya kepada laki laki yang mengganggu akses berjalan Reya.
"ngga usah bikin gue darah tinggi! Gue lagi emosi" ujar Reya mengambil helm yang berada ditangan Reza.
"gue cuman nanya njir" jawab Reza memutar bola matanya malas.
"ah dahlah bodo cepet pulang ah males gue pen tidur" jawab Reya lalu naik ke jok belakang motor Reza. Lalu motor Reza pun berlalu pergi dari kampus.
Reya dan Reza sudah berada dirumahnya, tapi mereka terkejut dengan adanya dua polisi didepan rumahnya sedang berbicara dengan Putri.
"ma ada apa?" tanya Reya kepada mamanya yang menggandeng Tia dengan hidung memerah menahan tangis.
"papa Ya" jawab Putri lemah.
![](https://img.wattpad.com/cover/210778746-288-k922754.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Elang Ferdian Samudra (END)
Teen FictionBrakk. "Kalau jalan yang bener!" ujar perempuan yang baru saja bertabrakan dengan Elang sambil memunguti bukunya yang berjatuhan. "Lo jalan main hp" jawab Elang singkat memasukkan tanganya kedalam saku celananya. "Ya kalau lo jalannya bener sekal...