EFS - Part 27

1.9K 101 0
                                    

Aku cuma butuh orang yang tulus mencintaiku, orang yang bangga memilikiku dan orang yang tak pernah malu menjalani hubungan bersamaku.
-Freya Stefani

Reya berjalan santai masuk menuju Cafe Jingga senyumnya melebar rasanya sudah berhari hari dia tidak menjumpai Tama. Reya mengedarkan pandangannya mencari sosok Tama. Matanya berbinar saat melihat Tama berada disudut cafe sedang berkutat dengan lembaran lembaran kertas dan laptop.

"Kak Tamaaa" panggil Reya duduk disebelah Tama membuat sang empu sedikit terkejut.

"loh Rey, kok disini?" jawab Tama sembari menutup laptopnya.

"iya ngga boleh?"

"kalau ngga boleh lo mau ngapain?"

"serius ngga boleh? Yaudah gue pulang" jawab Reya melirik Tama kesal.

"baperan amat mbak" jawab Tama terkekeh lalu mengacak rambut Reya asal.

"ngga dilanjutin itu?" tanya Reya melirik laptop dan kertas kertas yang didepan Tama.

"ngga mata gue pegel ngadepin abjad sepanjang waktu" jawab Tama sedikit terkekeh.

"lo sama siapa kesini?" Tanya Tama mengambil jas yang tergeletak dibelakangnya.

"tuh sama curut curut" jawab Reya menunjuk Vela dan Wulan yang berada sedikit jauh darinya menggunakan dagu.

"lo sekarang sok sibuk" ujar Tama setelah selesai memakai jas.

"kaga kak, siapa yang sok sibuk nggak ada" jawab Reya mengambil gitar yang berada disebelahnya.

"lo sok sibuk, apa pernah lo kesini nggak pernah" jawan Tama sinis.

"bukan sok sibuk bambank emang pas banget lagi jadwal penuh"

"alesan lo, aslinya udah sibuk ama pacar lo kan?" jawab Tama sedikit terkekeh.

"nggak kak, serius, gue latihan band terus tadi aja habis latihan band. Dikampus gue mau ada acara ya seperti biasa vokalis" jawab Reya menghembuskan nafas lelah.

"yaudah semangat semangatttt" jawab Tama menepuk lengan Reya dua kali.

"o iya besok minggu kak Lena nikah lo kesana kek" ujar Reya menatap Tama.

"sama lo?"

"gue sama Elang"

"terus gue sama siapa sendiri? Ogah Rey"

"ih nggak lah, kan ada Wulan sama Vela lo boleh pilih satu dua duanya juga boleh"

"ga janji Rey" jawab Tama memijit pelipisnya.

"kok gitu. Kan moment kak nikah kak Lena kan juga sekali seumur hidup masak nggak mau datang?" jawab Reya mencebikkan bibirnya kesal.

"terus? Gue kesana suruh apa liatin lo pacaran sama lo itu!" jawab Tama lalu pergi dari hadapan Reya membawa semua berkas dan laptopnya.

Reya mengerinyitkan dahi bingung ada apa dengan Tama? Baru kali ini Tama emosi dengannya, biasanya saja apapun tingkah Reya Tama selalu sabar, Reya menundukan kepalanya lelah. Ada apa dengan Tama, Reya merasa bersalah pikirnya berkecamuk.

"Ya kenapa?" ujar Wulan mengusap punggung Reya.

Reya mengangkat kepalanya berat dan menatap kedua sahabatnya kesal, Reya menghembuskan nafasnya kasar lelah, kegiatannya padat pikirannya banyak, rasanya ingin menghilang dari bumi untuk sementara waktu.

"kak Tama marah" jawab Reya lesu.

"loh marah kenapa? Emang dia bisa marah sama lo?" tanya Vela duduk didepan Reya.

Elang Ferdian Samudra (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang