EFS- Part 16

2.5K 122 0
                                    

Teman itu membina bukan menghina, mencurahkan bukan memurahkan.
-Wulandari


"Belajarnya yang bener, nanti aku ngga bisa pulang bareng aku ada 3 matkul, kamu cuma dua kan?" ujar Elang saat sudah berada didepan taman kampus.

"oh oke deh, nanti aku naik taxi" jawab Reya mengangguk.

"besok kamu kuliah?"

"besok ngga ada kelas aku"

"sama, gimana kalau kita olahraga ditempat aku besok?"

"boleh bolehhhh" jawab Reya bersemangat.

"aku kekelas dulu kamu semangat dan pulangnya hati hati" Ujar Elang mengecup kening Reya lalu pergi menuju kelasnya.

Reya terseyum senang, bagaimana tidak, Elang yang populer dengan sikap dinginnya terkenal dengan sikap bodo amatnya bersikap manis kepadanya bawel kepadanya, Reya merasa beruntung memiliki laki laki yang satu ini. Ya walau awalnya Reya sedikit sebal dengan laki laki ini tapi Reya benar benar tidak paham mengapa dirinya sangat menyayangi dan nyaman sampai saat ini.

"senyum senyum sendiri lu masih waras kan?" ujar Wulan tiba tiba datang menempelkan punggung tanganya di kening Reya.

"yeee pe'a, gue masih waras lah" jawab Reya menyikut lengan Wulan yang membuat sang empunya mengaduh.

"adohh sakit goblok, lo udah tau tenaga lo gede, buat mbantai yang lain kek kenapa malah bantai gue" ujar Wulan membuat Reya terkekeh.

"si Vela mana?" tanya Reya saat tidak melihat Vela, padahal katanya dia kuliah disini.

"dia udah di kelas, dia nggak enak sama lo katanya" jawab Wulan menghela nafas.

Reya mengangguk saja, sebenarnya Reya tidak marah dengan Vela, tapi tidak bisa dipungkiri Reya juga sakit hati akan ucapan Vela, tapi Vela tidak tau apa apa disini, dia sahabat Reya tidak akan mungkin Reya tega mendiamkan Vela.

"kekelas yuk biar gue omong sama Vela" ujar Reya diangguki oleh Wulan.

☹️☹️☹️

Reya mendegus kesal, perasaanya tidak enak seperti ada yang ganjal, beruntung dosen yang mengisi matkul terakhirnya sedang sibuk, sehingga dirinya bisa pulang lebih awal, menghabiskan waktu diruang olahraga memukul samsak dengan sangat kesal, keringatnya pun sudah bercucuran mungkin sudah satu ember.

"ahh perasaan gue kenapa ngga enak bangett" ujar Reya meninju samsak keras dengan satu pukulan.

Ceklek

"semangat banget kamu olahraganya?" ujar Deva masih dengan setelan kerjanya. Terlihat wajah papanya itu seperti kelelahan.

Deva menyandarkan tubuhnya di sofa yang berada di ruangan itu.

"papa kok langsung kesini?" tanya Reya melepaskan sarung tinjunya meminum air putih yang pasti disediakan di ruang itu oleh mamanya.

"tadi mama bilang kamu pulang awal lagi diruang olahraga papa cuma ngerasa kita jarang ngobrol sekarang" jawab Deva menatap putrinya yang sudah duduk disampingnya.

"oh papa juga tumben jam segini udah pulang baru jam dua" jawab Reya megelap keringatnya dengan handuk.

"bos bebasss" jawab Deva.

"sombonggg"

"itu cowok yang kesini Elang Elang itu bener pacar kamu?" tanya Deva serius.

Elang Ferdian Samudra (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang