EFS - Part 22

2.3K 115 0
                                    

Aku tidak ingin perdepatan yang panjang, aku takut jika perdebatan itu mempersingkat kita.
-Freya Stefani

Reya mendengus kesal pintu kamarnya lagi lagi dibuat berisik entah itu dibuat oleh Deva papanya atau Putri mamanya. Sudah ada lima kali lebih pintunya itu diketok bahkan papanya, mamanya, adiknya juga sudah berkali kali memanggilnya, tapi Reya tidak menyahut, malas saja Reya masih kesal dengan ucapan papanya tadi siang.

"lo buka atau gue rusakin nih pintu" suara Reza? Hah tumben sekali Reza mau mengurusi hal hal tentang dirinya.

"gue hitung sampe tiga" ujar Reza lagi, Reya pun refleks segera berlari membuka pintu, kan sayang pintu kamarnya nanti akan rusak.

"apa?!" ujar Reya ketus.

"makan" jawab Reza singkat.

"nggak" jawab Reya melirik Reza malas.

"mau magh lo kambuh lagi? Gue tau alasan lo keluar kampus tiba tiba kek tadi, papa juga udah gue kasih tau" jawa mau Reza.

"gue males tau" jawab Reya melipatkan tangannya didada.

"yaudah disini aja, biar nanti mama bawain kesini makan malam lo, sekalian lo ngomong sama mama kalau lo malas sama papa" ujar Reza diangguki oleh Reya.

Reyapun kembali masuk kamar dan mulai melanjutkan membuat skripsinya.

"sayang" panggil Putri dari luar kamar Reya.

"masuk aja ma" jawab Reya tanpa mengalihkan padangnya dari laptop.

"makan dulu ini" ujar Putri meletakkan nampan yang berisi makanan juga minuman disebalah Reya.

"iya" jawab Reya masih memperhatikan laptopnya.

"makan dulu skripsinya nanti" ujar Putri menyingkirkan laptop Reya dari hadapan Reya.

Reya menghela nafas kasar lalu mulai memasukkan sesendok nasi kedalam mulutnya.

"ada masalah apa sama papa?" tanya Putri mengusap rambut Reya.

"nggak" jawab Reya singkat.

"masalahnya kan sama papa ngambeknya kok sama mama? Sini cerita ke mama" jawab Putri masih mengusap rambut Reya.

"Reya ngga suka papa ngambil kesimpulan seenaknya, Reya udah gede ma tau mana yang buruk dan mana yang baik tapi papa selalu aja seenaknya gitu" jawab Reya menghembuskan nafasnya kesal.

"emang kenapa kamu tadi malah jalan jalan enggak ke kampus?"

"ma, Reya nggak jalan jalan, Reya juga udah pergi kekampus, magh Reya tadi kambuh, semalem Reya nggak makan lupa kecapekkan, kambuhnya didepan Elang, Elang tu panik, Elang nggak mau Reya kenapa napa, Reya udah bilang nanti sembuh sendiri Elang tetep kekeh Reya harus diperiksa dikasih obat, dan pake mobil Reya nggak mungkin kan pake motor Elang? Terus aku ngga tega ma kalau Elang harus pulang dan berangkat ngampus besok naik taksi yaudah mobilnya aku suruh bawa Elang besok Elang jemput Reya ngampusnya biar nggak boros" jawab Reya panjang lebar.

"hmm yaudah papa kan emang gitu sayang, selesai makan minum obat langsung istirahat soal papa biar mama yang ngomong udah nggak usah marah marah lagi" jawab Putri mencium pipi Reya kemudian pergi berlalu dari kamar Reya.

Elang Ferdian Samudra (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang