Aku memilihmu. Dan aku terima semua hal yang datang kepadaku, kecuali kehilanganmu.
-Freya StefaniReya dan Elang sudah berjalan pulang dari kantor Doni, Reya sedikit lega saat Doni bersedia membantu papanya untuk keluar sel. Senyum Reya pun sudah tampak dibibirnya.
"aku seneng banget papa kamu bisa bantu, makasih banget pokoknya kamu baikkk banget" ujar Reya tersenyum sumringah.
"selagi aku masih bisa bantu kenapa enggak, apalagi buat calon mertua siap aku mah" jawab Elang sedikit terkekeh.
"apaan sih" jawab Reya memutar bola matanya malas.
"mau mampir makan dulu? Dari tadi belum makan loh" ujar Elang.
"ngga usah nanti aku makan dirumah aja, udah capek banget ini"
"serius?" tanya Elang meyakinkan, lalu diangguki oleh Reya.
"mungkin setelah ini aku bakal sibuk sama perusahaan papa dulu bantu Reza buat ngurus perusahaan, maaf kalau nanti jarang ada buat kamu, kalau udah kelar semuanya seminggu deh quality time sama kamu" ujar Reya tersenyum tipis.
"iya aku ngerti, jaga kesehatan ya jangan telat makan"
"kamu juga" jawab Reya tersenyum.
Setelah sepuluh menit membelah jalanan sekarang Reya sudah sampai rumahnya.
"makasih ya, mampir dulu?" ujar Reya kepada Elang.
"enggak, aku langsung pulang aja ya, jangan lupa makan" jawab Elang mengacak rambut Reya, lalu Reya mengangguk dan turun dari mobil Elang.
Reya berjalan masuk menuju rumahnya, terlihat Putri sedang berada diruang keluarga yang ditemani oleh Reza dan Tia, mereka bertiga hanya berdiam tidak ada suara diantara mereka bertiga, terlihat raut muka lelah diwajah Putri. Reya mengehela nafas kasar, Reya tidak bisa melihat ibunya seperti ini.
"assalamualaikum Reya pulang" ujar Reya.
"waalaikumsalam, kamu darimana?" jawab Putri.
"habis dari kantor papanya Elang, om Doni, mama ngga usah sedih lagi om Doni mau bantu papa keluar dari sel kok, Reya yakin papa nggak salah" jawab Reya duduk dibawah Putri meletakkan kepalanya dipaha Putri.
"kalian anak anak papa sama mama yang kuat, mama yakin papa ngga seperti yang mereka fitnahkan, kalian ngga malu kan?" ujar Putri mengusap rambut Reya menatap anak anaknya satu persatu.
"ini semua tu salah Reya, Reya yang bikin kayak gini, coba aja Reya anteng Mawar sama Shinta nggak akan senekat ini, tapi Reya nggak buat masalah sama mereka, mereka aja yang ngerasanya gitu" jawab Reya sendu.
"ngga usah salain diri lo sendiri, yang penting kita sekarang bareng bareng bantuin papa, selama ini papa kerja sendiri, kita cuma nikmatin hasilnya" jawab Reza.
Putri tersenyum simpul, air matanya pun menetes dipipinya, Putri bangga memiliki anak anak hebat seperti Reya dan Reza, Putri merasa beruntung memiliki anak anak seperti mereka.
"udah mama ngga usah nangis kita kuatt" ujar Tia menghapus air mata Putri.
♡(∩o∩)♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Elang Ferdian Samudra (END)
Fiksi RemajaBrakk. "Kalau jalan yang bener!" ujar perempuan yang baru saja bertabrakan dengan Elang sambil memunguti bukunya yang berjatuhan. "Lo jalan main hp" jawab Elang singkat memasukkan tanganya kedalam saku celananya. "Ya kalau lo jalannya bener sekal...