Pergilah dengan siapapun yang ingin kau miliki, aku tak akan menyangkal atau menahanmu lagi. Tapi jika menyesal, jangan kepadaku kau berlari.
-Freya StefaniReya membuang tasnya asal lalu mendengus kesal, membuka ponselnya lagi melihat foto Elang dan Dinda lalu tersenyum kecut, Reya mengusap wajahnya kasar lalu masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan diri.
Reya sudah selesai membersihkan diri, sekarang Reya sedang menatap langit langit dengan tatapan kosong, gitar yang berada dipangkuannya pun ia abaikan pikirannya berkecamuk.
"hoyy" ujar Tama tiba tiba menutup mata Reya dengan kedua telapak tangannya.
"kak Tama" ujar Reya menarik tangan Tama dari matanya.
"hehe kenapa tumben amat nih nyuruh gue kesini?" tanya Tama duduk disebalah Reya.
"lagi pusing gue" jawab Reya mendengus kesal.
"berantem sama pacar lo?" tanya Tama melirik Reya.
"hehe, gue kan kalau soal kayak gini noob banget kak" jawab Reya mulai bermain gitar.
"emang dia ngapa? Nyakitin elo atau gimana?" tanya Tama mengertukan keningnya.
"gue ngga tau harus ngomong gimana lagi, hubungan gue sama Elang tu kalau ada masalah, masalahnya cuman satu kak, mantan dia" jawab Reya.
"maksudnya? Dia masih berhubungan sama mantannya?" tanya Tama.
"iya kak, gue pusing, gue sering dapet laporan terus kiriman foto dia lagi jalan sama mantannya"
"nggak lo tegur?"
"gue takut dibilang ngekang, gue ga mau kalau gue ngomong ngerusak semuanya"
"tapi kalau lo diem lo sakit sendiri Rey"
"gue pernah ngomong ke dia sekali, tapi dia ngulangin lagi kan? Percuma kak"
"sini deh Rey, kalau lo butuh pundak buat bersandar, butuh telinga buat ngedengerin keluh kesah lo, raga buat berlindung gue orang yang berada di garis terdepan, gue orang yang nggak bakal tinggal diem kalau sampai ada yang nyakitin elo, lo harus inget itu" jawab Tama menarik kepala Reya ke pundaknya.
"uuu kakak terbaik gue, tapi tadi lo copas lagu ya? Bila kau butuh telingaaa tuk mendengar bahu tuk bersandaarrr telur tuk didadarrr" jawab Reya menyanyikan sepenggal lagu lalu terkekeh.
"raga tuk berlindung geblek" jawab Tama menyentil kening Reya.
Reya terkekeh senang, tangan Elang tiada henti mengusap rambut Reya, Reya tersenyum tipis, memang benar tempat untuk menenangkan dirinya ada di Tama, rasa nyaman aman selalu Reya rasakan saat bersama Tama.
Tok tok tok
Pintu kamar Reya diketuk oleh orang dari luar, Reya berjalan keluar dari balkon membuka pintu kamarnnya ah ternyata mamanya.
"ada apa ma?" tanya Reya menaikkan satu alisnya.
"itu dibawah ada Elang" jawab Putri
"oh, suruh pulang aja" jawab Reya malas.
"kok gitu?" tanya Putri menautkan alisnya bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elang Ferdian Samudra (END)
JugendliteraturBrakk. "Kalau jalan yang bener!" ujar perempuan yang baru saja bertabrakan dengan Elang sambil memunguti bukunya yang berjatuhan. "Lo jalan main hp" jawab Elang singkat memasukkan tanganya kedalam saku celananya. "Ya kalau lo jalannya bener sekal...