EFS - Part 38

2K 88 0
                                    

Jika saatnya tiba, sedih akan menjadi tawa, perih akan menjadi cerita, kenangan akan menjadi guru, rindu akan menjadi temu, kau dan aku akan menjadi kita.
-Vela Santika

Reya berjalan menuju kelasnya bersama Elang yang yang setia merangkulnya. Sebenarnya Reya malu jika harus seperti ini menjadi pusat perhatian.

"udah dong aku malu tau dilihatin banyak mahasiswa" ujar Reya menggembungkan pipinya.

"malu punya pacar aku?" jawab Elang menaikkan satu alisnya.

"bukan gitu Elang, malu diperhatiin banyak orang" jawab Reya.

"biarin pada iri, aku cuma mau ngasih tau kalau kamu cuma milik Elang" jawab Elang menoel hidung Reya.

"pacaran terus bwambank lupa sama yang disini!" ujar Reyhan tiba tiba datang disebelah Elang.

"eh jomblo ganggu ae" jawab Elang sedikit kaget.

"skripsi lu lupa? Kita bentar lagi sidang! Woi lulus kerja lamar tu pacar lu" ujar Reyhan menyentil dahi Elang.

"oh iya, lupa gue" ujar Elang.

"tuh kan kerjain skripsi yang bener, sidang lulus kerja semangat!" ujar Reya menepuk bahu Elang.

"yaudah kamu hati hati kekelas ya, nanti pulang aku jemput kekelas kamu" ujar Elang dijawab hormat oleh Reya lalu Elang dibawa kabur oleh Reyhan.

Reya menghela nafas sebentar kemudian kembali berjalan menuju kekelasnya.

"Ya" panggil seseorang dibelakang Reya membuat Reya memutar badannya melihat siapa yang memanggilnya.

"eh kak, iya gimana?" tanya Reya setelah tau siapa yang memanggilnya.

"band kita gimana? Empat hari lagi loh" ujar Rendy berjalan bersisihan dengan Reya.

"ah iya gue lupa! Astaga bisa bisanya gue lupa!" ujar Reya menepuk jidatnya sendiri.

"tuh kan lupa, tapi gue yakin lo pasti tampil baik kok mengingat lo udah sering nyanyi juga" jawab Rendy.

"ya semoga aja deh astaga"

"urusan lo udah kelar?" tanya Rendy.

"udah sih udah kelar"

"yaudah gapapa, kita gladi bersih aja hari minggu nya jam 10"

"ngga papa nih? Aduh jadi ngga enak gini"

"nggak papa kali sana belajar lo kekelas lo biar cepet lulus" ujar Rendy diangguki oleh Reya kemudian Rendy hilang dari hadapan Reya.

"hoe mbak preman" ujar Vela tiba tiba datang merangkul Reya.

"mbak preman ndasmu" jawab Reya memutar bola matanya malas.

"ya kan lo kayak mau orang malak, pakai celana sobek sobek gini, kaos oblong jaket army gini, rambut dikuncir kuda astaga kaya preman di terminal" ujar Vela terkekeh.

"mulut lo lama lama gue cabein nih" jawab Reya.

"btw Wulan mana kok gak kelihatan?" tanya Vela

"hooh nggak tau dia kemana tumben kali belum nampak" jawab Reya meletakkan tasnya dibangkunya.

"jangan jangan bolos dia" gumam Vela dan Reya hanya mengedikkan bahunya.

Baru saja Reya meletakkan bokongnya dibangku dosennya sudah memasuki kelasnya. Tapi Wulan belum terlihat jangan jangan benar kata Vela, Wulan membolos.

ʕ•ε•ʔ

Reya dan Vela sudah selesai jam kuliahnya, Reya yang baru saja keluar dari kelas terkejut melihat keberadaan Elang yang ada didepannnya, ah iya lupa, Elang memang akan menjemputnya didepan kelas.

Elang Ferdian Samudra (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang