EFS - Part 40

2K 97 1
                                    

Sudah terlalu banyak harapan yang sering dipatahkan.
-Freya Stefani.

Reya hari ini tampil sedikit berbeda, Reya menggunakan rok terusan diatas lutut, lengannya panjang, rambutnya dibiarkan tergerai bebas, dan sedikit polesan diwajahnya, sebenarnya Reya tidak mau tapi karena paksaan dari mamanya akhirnya dia oke saja.

Reya berangkat bersama Kedua sahabat sehidup sematinya, siapa lagi kalau bukan Vela dan Wulan.

"pokoknya lo tu cuantik banget tauk pake kayak gini" ujar Vela semangat

"udah 5 kali lebih lo ngomong gitu" jawab Reya memutar bola matanya malas.

"tapi lo bener bener perfect hari ini lo cantik banget" sahut Wulan juga penuh semangat.

"tapi ini tu ribet" jawab Reya mengerucutkan bibirnya kesal.

"udah udah, nanti gue sama Vela nontonin lo didepan sendiri, lo harus tampil kece, semangat pokonya dah keep spirit" jawab Wulan melambaikkan tangannya saat Reya sudah berjalan mendekati grup bandnya.

"nah kan cantik kalau kaya cewek gini" ujar Rafli salah satu anggota grup band nya.

"haes lo pikir kemarin kemarin gue cowo" jawab Reya memutar bola matanya malas.

"gimana udah siap?" tanya Rendy duduk disebelah Reya.

"udah dong, masih berapa menit?" tanya Reya.

"masih lima belas menit santai aja" jawab Rendy membuat Reya mengangguk.

Reya hanya duduk memandang sekitarnya, banyak panitia yang sibuk kesana kemari mengurusi acara. Untung Reya tidak ikut dengan organisasi organisasi dikampusnya, Reya bergidik ngeri sendiri membayangkan dirinya lelah kesana kemari tidak jelas, ikut tampil nyanyi di acaranya saja sudah membuatnya lelah.

Reya sedikit terperangah saat tiba tiba tangan kekar menariknya keluar dari ruangan tempat bandnya berkumpul, melihat siapa pelakunya dengan segera Reya menghentakkan tangannya kesal agar genggaman tangannya lepas.

"apaan sih main tarik tarik" ujar Reya kesal.

"kamu kemana aja dari kemarin dihubungi ngga bisa, kebiasaan deh ngilang ilang ga jelas, bikin panik" jawab Elang menautkan kedua alisnya.

"terserah bebas itu hak gue" jawab Reya sinis.

"kenapa lagi? Jangan kekanak kanakan dikit dikit marah" jawab Elang frustasi.

"what? Lo lucu banget bisanya bilang gitu" jawab Reya sedikit terkekeh.

"oke oke, kalau aku salah aku minta maaf jangan kaya gini, salahku dimana bilang" jawab Elang lembut.

"udahlah, percuma minta maaf ngga tau letak kesalahannya dimana"

"makanya kasih tau"

"please, gue lagi ngga mau debat, gue punya urusan yang lebih penting dari ini" jawab Reya kemudian Reya berjalan masuk keruangannya tadi lagi, sebenarnya sesak rasanya melihat Elang, tapi dia tidak boleh menangis dia bukan permpuan cemen yang selalu hobi menangis.

Elang Ferdian Samudra (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang