EFS - Part 23

2.3K 117 0
                                    

Bersama itu soal kepercayaan, Bukan kecurigaan lantas mengekang. Bersama itu soal saling bertumbuh, bukan saling melarang segala kegiatan.
-Elang Ferdian Samudra.

Reya berjalan menyusuri lorong lorong kampus bersama Elang, sebenarnya Reya sudah bilang kepada Elang dia bisa pergi kekelas sendiri tanpa diantar Elang, tapi Elang terus memaksa untuk mengantarkannya, daripada adu mulut tidak ada selesainya pada akhirnya Reya iyain saja.

"kamu itu pacar aku bukan bodyguat aku" ujar Reya setelah sampai didepan kelasnya.

"ya bodo amat, sekarang kelas kita sama" jawab Elang menyentil kening Reya.

"eh masak" jawab Reya mengusap keningnya yang disentil Elang.

"iya udah ayo masuk" ujar Elang langsung merangkul Reya masuk kedalam kelas yang tentu langsung menjadi serotan semua siswa yang disana.

"kamu sembarangan tau tu matanya pada jelalatan malu tauk" ujar Reya setelah duduk dibangku sebelah Elang.

"biarin biar dunia tau kamu milik Elang" jawab Elang membuat Reya bulshing, melihat pipi Reya yang memerah Elang gemas sendiri seandainya ini tidak dikelas sudah pasti sudah Elang cubit gemas.

Dosen sudah masuk kedalam kelas, membuat siswa siswa yang berada dikelas mengalihkan perhatiannya kepada sang dosen. Begitu juga dengan Reya dan Elang.

Dua jam telah berlalu, dosen sudah keluar dari kelasnya, beberapa mahasiswa pun juga keluar dari kelas.

"kamu masih ada kelas" ujar Elang kepada Reya yang tengah merapikan bukunya.

"iya masih ada satu kelas lagi, sama Wulan, kamu masih ada kelas?" jawab Reya berdiri dari duduknya.

"aku nggak ada kelas, mau aku tungguin?"

"nggak usah juga kali, nanti pulangnya juga ga bareng, kamu bawa motor, langsung pulang aja ngga usah nunggu aku, Raffa kan dirumah"

"yaudah, ini kunci mobilnya hati hati ya, nanti kalau udah pulang kabarin" jawab Elang mengusap kepala Reya membuat Reya mengangguk tersenyum.

Mereka berpisah saat Reya sudah bertemu dengan Wulan, tapi langkah Reya terhenti saat namanya dipanggil dari arah belakang membuat Reya begitu pun Wulan membalikkan diri.

"Reyaa" panggil laki laki dengan gitar dipunggungnya.

Ah laki laki ini kak Rendy, kakak tingkat Reya yang membina Reya saat masa masa awal kuliah.

"ada apaa?" tanya Reya mengerutkan keningnya.

"denger denger lo jago nyanyi?" tanya Rendy membenarkan letak gitarnya.

"ya bisa sih dikit dikit"

"kampus mau ngadain diesnatalis lo bisa kan jadi vokalis digrup band gue? susah nyari vokalis cewek yang bener bener niat"

"kok gue yang lain banyak kak" jawab Reya.

"gue yakinnya sama lo, tolongi ya sekali kali" ujar Rendy sedikit memohon.

"iyain aja Ya" ujar Wulan menyenggol bahu Reya.

"engg, iya deh, emang acara diesnatalisnya kapan?" tanya Reya.

Elang Ferdian Samudra (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang