EFS - Part 21

2.3K 110 1
                                    

Sedih itu ibarat obat kita perlu, tapi hanya secukupnya.
-Wulandari.

Reya langsung saja beranjak pergi kekamarya tanpa mengucapkan sepatah kata apapun, biasanya sedari rumah kakek dan neneknya Reya pasti akan ngocah banyak sana sini, Reza mengerutkan keningnya tidak biasanya Reya seperti ini.

Reya membuka pintunya kasar lalu masuk dan membanting tubuhnya di king sizenya. Lelah satu kata yang menggambarkan Reya saat ini.

"sayang ngga makan?" terdengar suara Putri dibalik pintu kamar Reya.

"nggak ma, nanti kalau Reya laper ngambil sendiri Reya mau tidur" jawab Reya.

"ya udah jangan lupa makan yaa"

"iya ma"

Reya benar benar lelah, ponsel nya yang terus berbunyi pun diabaikannya yang terpenting sekarang adalah dirinya tidur lelap menyiapkan diri besok pergi kuliah.

©

Reya terbangun di jam setengah tiga dini hari perutnya lapar tapi untuk beranjak dari kasurnya itu. Reya menguap lalu mengambil ponsel nya yang berada dinakas sebelah ranjangnya.

Elang menelfonnya 27 kali bahkan pesannya sampai 103, Reya tersenyum senang melihat notifikasi dihandphoneya lalu membuka chat dari Elang.

ELANG💙

P
P
P
Ya
Reya
Tidur?
Bsk aku jmpt
Hy
Bsk ada matkul?
Aku jmpt bsk
Ada yg mw aku omngn
Gdnite
Ncdream
Lvyu

Aku bwa mbil sendiri lang
Besok Wulan mau nebeng
Besok aja ya ditaman kampus
Pagi jam sembilan aku tunggu
Maaf semalem aku ketiduran hehe

Reya kembali meletakkan hpnya kenakas lali kembali ke alam mimpinya mengabaikan perutnya yang terus berkeroncongan.

¤

Reya sudah siap untuk berangkat ke kampus, senyumnya pun sudah merekah dibibirnya.

"kemarin murung sekarang senyum senyum sendiri lo mulai?" ujar Reza yang baru selesai sarapan.

"mulai?" ujar Reya sambil mengelap mulutnya dengan tisu.

"iya mulai stres" jawab Reza kemudian pergi mencium tangan mama dan papanya lalu berlalu pergi meninggalkan Reya yang sudah dengan muka kesalnya.

"kampret! Ga pernah ngomong sekali ngomong bikin kesellll" ujar Reya juga beranjak pergi dari meja makan.

Putri hanya tersenyum menggeleng melihat kelakuan anak anaknya.

"ngga sama Elang? Kok bawa mobil sendiri? " tanya Deva melihat Reya membawa kunci mobil.

"iya pa, Wulan mau nebeng" jawab Reya diangguki oleh Deva.

"yaudah hati hati dijalan ngga usah pecicilan dikampus juga baik baik udah gede malu kalau masih banyak tingkah kaya masa smp" ujar Deva diangguki oleh Reya lalu pergi beranjak kuliah.

♥♥♥

Reya sudah berada ditaman kampus menunggu Elang datang, Reya menunggu sambil berselancar didunia maya, membuka akun ig mamanya, Reya terkekeh melihat postingan mamanya, ah papanya dulu romantis menurutnya.

Elang Ferdian Samudra (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang