Kamu yang telah membuatku jatuh cinta, satu keinginanku, jangan pernah berubah apalagi berpikir untuk meninggalkanku:)
-Freya StefaniReya pulang dari acara kakaknya sekitar pukul setengah sembilan malam, sebenarnya Reya disuruh menginap disana tapi tak mau, katanya takut mengganggu malam pertama Lena, Reya, Tia dan Reza mereka bertiga pulang, Putri dan Deva masih berada di Bandung dirumah kediaman mama papa Putri.
Reya pulang bersama Elang, Tia dengan Elang, mereka pulang tidak hanya berempat ada Vela Wulan juga Tama.
"cape nggak?" tanya Reya kepada Elang yang fokus menyetir.
"enggak" jawab Elang masih fokus dengan jalannya.
"gantian kalau kamu capek" jawab Reya tersenyum.
"enggak kok, kalau kamu capek tidur aja" jawab Elang tersenyum mengacak rambut Reya.
"boleh ngomong?" tanya Reya melirik Elang sedikit.
"boleh lah kan dari tadi juga ngomong kamu pikir dari tadi ngapain?" jawab Elang sedikit terkekeh.
"serius ihhh" jawab Reya mengerucutkan bibirnya.
"gimana gimana?" jawab Elang sedikit serius.
"eng, aku tau kamu booingin aku" jawab Reya menundukkan kepala. Setelah kemarin Reya diberi nasehat oleh Lena, berfikir akan lebih baik jika apa yang ada dipikirnnya disampaikan ke Elang toh ini Menyangkut tentang hubungannya.
"maksud kamu?" tanya Elang sedikit kaget.
"kemarin kamu booingin aku kamu beli keperluan mama ternyata kamu jalan sama Dinda aku liat sendiri aku diem aku karena disitu ada Rafa kan aku pikir kalian ketemu karena Rafa, tapi kemarinnya lagi kamu berdua hanya berdua dengan Dinda, dan pas aku di Bandung kamu juga sering kan keluar sama Dinda. Kalau kamu mau balik ke dia ngga papa kok, aku nggak maksa kamu buat tetep disini, tapi aku cuma minta, tolong kalau misal kamu masih mau balik ke Dinda kasih tau aku sebelum aku jauh melangkah kedepan sama kamu, tolong jangan rusak kepercayaan aku. Dari awal kamu yang mulai, misalkan udah bener bener ngga bisa lanjut yaudah jangan dipaksaain berlanjut nanti aku sakit sendiri" jawab Reya menahan tangisnya.
Elang sedikit kaget mendengarkan kata kata yang keluar dari mulut Reya, hati Elang terasa teriris mendengar ucapan Reya, tidak Elang benar benar tidak ingin berpisah dengan Reya. Elang menepikan mobilnya sebentar, lalu merengkuh tubuh Reya, memberikan kenyamanan untuk Reya. Reya tidak tahan tangisnya pun pecah didalam dekapan Elang.
"maaf maafin aku nggak jujur sama kamu" ujar Elang mengusap kepala Reya, Elang merasa bersalah apalagi saat tau wanita yang dipeluknya itu menangis. Elang tidak sanggup melihat Reya yang selalu kuat tangguh tiba tiba selemah ini dengan gampangnya menangis karena dirinya.
"aku nggak minta aneh aneh lang, aku nggak nuntut kamu buat ini itu, aku juga nggak mau ngekang kamu, tapi tolong jaga perasaan aku, kamu boleh jalan sama Dinda tapi jujur sama aku bilang kalau kamu jalan sama dia, aku usahain ngertiin kamu kok" jawab Reya membalas pelukan Elang.
Elang diam tak menjawab, Elang hanya diam merapatkan pelukannya membiarkan Reya menangis sepuasnya dulu.
"sekali lagi aku minta maaf banget sama kamu, aku salah nggak jujur sama kamu aku boongin kamu, aku minta maaf" ujar Elang menggenggam tangan Reya lalu menghapus jejak air mata dipipi Reya. Reya pun hanya mengangguk dan tersenyum tipis sebagai jawaban.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elang Ferdian Samudra (END)
Dla nastolatkówBrakk. "Kalau jalan yang bener!" ujar perempuan yang baru saja bertabrakan dengan Elang sambil memunguti bukunya yang berjatuhan. "Lo jalan main hp" jawab Elang singkat memasukkan tanganya kedalam saku celananya. "Ya kalau lo jalannya bener sekal...