Bukan tentang menjadi yang terbaik, untuk menjadi yang tak terganti. Namun tentang menjadi yang tak terganti meski bukan yang terbaik.
-Freya StefaniReya menarik nafas saat dirinya sudah berada dikampus, hari ini adalah hari Wisudanya, sidangnya seminggu yang lalu berjalan dengan lancar, Reya merasa senang karena sekarang dirinya sudah bebas tidak memikirkan hal hal berat yang membuatnya tidur sampai larut malam.
Reya mengambil ponselnya saat dirasa ponselnya yang berada disligbagnya berbunyi.
Elangsmdr♡ is calling
"halo Reyy" ujar Elang setelah telfonnya tersambung.
"iya ada apa lang? Jadi kesini kan?" tanya Reya.
"aduhh maaf banget ya aku nggak bisa dateng ini ada acara metting dadakan tiba tiba" jawab Elang terdengar lesu.
"nggak bisa ditunda? Ini acara wisuda aku lo penting banget acaranya sekali seumur hidup" jawab Reya bahunya merosot lemas.
"maaf banget bangetttt soalnya ini tamunya dari Amerika nggak bisa ditunda nanti yang ada perusahaan rugi"
"yaudah metting aja gapapa"
"mama sama papa disitu kan?"
"iya"
"jangan marah yaaa maafin"
"gimana nggak marah? Ini acara penting, kalau aku penting buat kamu sih, kalau enggak ya yaudah lah gimana lagi" jawab Reya menahan airmatanya supaya tidak menangis.
"aku juga nggak tau tamunya dadakan" jawab Elang menghela nafas.
"oke" jawab Reya kemudian memutuskan sambungan telfonnya.
"nggak turun kamu?" tanya Putri memutar tubuhnya untuk melihat Reya yang malah duduk lesu.
"turun" jawab Reya kemudian keluar dari mobil.
"Reyaaaaaaaa" teriak Wulan langsung menghampiri Reya yang baru keluar dari mobil.
"paan sih ngga usah teriak teriak gue nggak budeg" jawab Reya melirik Wulan sinis.
"sensi amat sih lu! Ini kan last moment kitaaa, habis ini kita udah pisah jarang ketemu entah sibuk kerja atau sibuk nikah! Lo kayak baru denger gue teriak aja marah marah teros" jawab Wulan mengerucutkan bibirnya kesal.
"ngapain lo? Ada masalah?" tanya Vela yang lebih peka jika mood Reya sedang rusak.
"Elang ngga dateng ke acara wisuda gue!" jawab Reya menghela nafas kasar.
"whatt? Seriuss dia nggak datang? Parah parah" jawab Wulan melebarkan matanya kaget.
"sibuk meeting katanya ah basi" jawab Reya mengibaskan tangannya malas.
"Satrio sama Rendy dateng" jawab Vela menghela nafas kasian dengan sahabatnya itu pasalnya Elang selalu sering membuat Reya kecewa sendiri.
"tuh kan, Satrio aja bisa dateng, kak Rendy juga sama dia juga sibuk sama kerjaannya, emang dasarnya gue nggak pernah penting kali buat Elang males gue" jawab Reya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elang Ferdian Samudra (END)
Teen FictionBrakk. "Kalau jalan yang bener!" ujar perempuan yang baru saja bertabrakan dengan Elang sambil memunguti bukunya yang berjatuhan. "Lo jalan main hp" jawab Elang singkat memasukkan tanganya kedalam saku celananya. "Ya kalau lo jalannya bener sekal...