Caraku mungkin berbeda dengan seseorang yang pernah mencintaimu tapi satu yang terpenting 'aku tulus'
-Elang Ferdian Samudra"hati hati ya" ujar Reya saat sudah berada didepan gerbang rumahnya. Setelah menghabiskan waktu di rooftop apartemen kurang lebih setengah jam Elang memutuskan untuk mengantar Reya pulang.
"kamu jaga kesehatan, jangan mikir yang aneh aneh, ngga usah pikirin omongan temen kamu tadi" jawab Elang malah turun dari motornya lalu mengusap puncak kepala Reya dan menciumnya.
Reya sedikit kaget, jantungnya pun bersenam didalam benar benar gugup, Reya belum terbiasa dengan sikap manis dari Elang.
"o o o kamu rupanya yang bawa anak saya sampai jam sembilan lebih gini, ngajak tempur saya iya ?" ujar Deva tiba tiba datang.
"eh om anu anu enggak" jawab Elang menggaruk lehernya bingung.
"anu anu, kamu bawa anak saya kemana huh?" tanya Deva menjewer Elang.
"tadi dia berngakat sama dua temennya kok pulang sama kamu? Kamu culik?" lanjut Elang.
"papa apasih Reya kan biasanya lebih larut Vela sama Wulan juga belum pulang" ujar Reya melihat tanda tanda mobilnya belum kembali.
"bedaa ini cowok baru sekali kamu jalan sama cowok sudah kamu masuk biar anak ini papa yang urus" jawab Deva menyuruh Reya masuk dengan dagunya.
"papa ah, mama kenal kok sama Elang, dia pacar Reya, Reya udah gede udah kuliah paaaaa, biarin Elang pulang lah udah malem mau diapain sih" ujar Reya memasang wajah kesal kepada papanya.
"pacar?! Oh iya lupa yang waktu itu ya" tanya Deva kaget.
"ish udah kamu pulang aja papa emang suka gitu" ujar Reya kepada Elang yang sedari tadi menyimak.
"yaudah sana pulang pulang, urusan kamu belum selesai, kalau mau jadi mantu saya ada tesnya, sudah sana pulang" ujar Deva mengibaskan tangannya.
"yaallah om untung ya calon mertua kalau enggak ugh, sabar" ujar Elang sembari memakai helm full facenya.
"kamu mau cari masalah sama saya ya?!" ujar Deva hendak melayangkan sandalnya kepada Elang, namun Elang sudah pergi dari hadapan Deva dan Reya.
"udah pa ayo masuk" ujar Reya sambil terkekeh melihat aksi Elang.
"mau banget punya pacar gila kek dia" jawab Deva menggelengkan kepalanya.
"coba papa tanya sama mama pendapat mama soal gimana Elang, pasti papa nyesel bilang Elang gila" jawab Reya kemudian segera bergegas kekamarnya.
Reya sudah selesai membersihkan diri, dia juga sudah berganti baju piyama, sekarang Reya sedang berada di balkon kamarnya, sedikit was was jam sudah menunjukan pukul sebelas lebih tapi dua sahabatnya belum juga pulang, bahkan nomornya pun tidak aktif.
"ck pada dimana sih, ngga mungkin juga nyariin gue, gue udah bilang gue dirumah" gumam Reya mengacak rambutnya bingung.
"dimana sih merekaa" guman Reya lagi.
"assalamualaikummm Reyaaaaa sayanggggg" teriak Wulan masuk kekamar Reya.
"darimana lo baru pulang anjay" jawab Reya menatap Wulan datar.
"dari jalan jalan lo sih main pulang aja" jawab Vela kemudian masuk kekamar mandi.
"Vela tau hubungan gue sama Elang?" tanya Reya pelan.
"ngga dia ngga tau, emang lo tadi dari mana?" tanya Wulan menatap Reya sendu.
"gue tadi ke apartemen Elang" jawab Reya duduk diujung kasurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elang Ferdian Samudra (END)
Teen FictionBrakk. "Kalau jalan yang bener!" ujar perempuan yang baru saja bertabrakan dengan Elang sambil memunguti bukunya yang berjatuhan. "Lo jalan main hp" jawab Elang singkat memasukkan tanganya kedalam saku celananya. "Ya kalau lo jalannya bener sekal...