PART 1 : LAWAS

64.6K 5.1K 5.2K
                                    

Kuisioner :

Seberapa peka, sih, kalian?
1. Merasakan keberadaan/kedatangannya
2. Berkomunikasi dengannya
3. Melihat penampakannya secara jelas

***

"Jadi mulai malam ini gue mau adain program baru, Story Calling."

Di siang yang begitu terik, suara Sadil Aditya bak petir yang menyambar di ruang rapat. Suasana seketika mencekam. Tak ada satu pun dari peserta rapat yang berani bersuara.

"Kita harus bisa ngikutin trend jaman now. Dan yang gue lihat, anak-anak muda lagi suka cerita mistis." Sadil mengamati satu per satu anak buahnya yang tiba-tiba duduk tegap seperti patung.

"Jadi sekarang gue mau kasih penawaran."

Glek.

Miranti menegakkan duduknya. Memey mengerling ke arah Bagus yang tampak sama-sama tegang dengan dirinya. Septian kelihatan lebih tenang. Walau di dalam hati ia komat-kamit merapal mantra pengusir nasib apes.

"Siapa pun yang mau ambil progam ini, gue bayar dua kali lipat dari biasanya." Sadil mencoba bernegosiasi.

Nihil. Seluruh anak buahnya tetap tidak bereaksi.

Sadil mendesah lemah. Tangannya di atas meja terkepal.

"Tiga kali lipat?" tanyanya lagi. Tatapan Sadil menyusuri seluruh anak buahnya yang kompak menundukkan pandangan.

Sampai di detik yang tidak terduga, sebuah tangan tiba-tiba terangkat.

"Yak, Callin?" Sadil memanggil nama penyiar yang baru dua bulan bekerja di kantornya itu. "Gue seneng akhirnya ada penyiar yang mau ambil program ini."

Bukannya merespon pujian dari atasannya, fokus Callin terpusat ke arah lain. Lebih tepatnya, pada sesuatu yang disembunyikannya di bawah meja.

Diam-diam sejak tadi, Callin memutar video senam yoga melalui aplikasi youtube. Maklum, ia sedang terobsesi hidup sehat demi menurunkan berat badannya.

Secara otomatis ia ikut mempraktekkan salah satu gerakan di video itu, yaitu mengangkat tangannya secara bergantian.

Alhasil, Sadil yang bertanya di detik yang sama, langsung berpikiran jika Callin memang mengajukan diri untuk menerima tawarannya.

"Kalo mulai malam ini kamu udah siap, kan?" tanya Sadil tampak antusias. "Gue naikin bayarannya jadi tiga kali lipat plus bonus akhir bulan nanti."

Callin gelagapan. Ia celingak-celinguk meminta penjelasan dari teman-temannya.

"Lo dapet program baru," bisik Memey yang duduk di sebelah Callin.

"Seriusan? Wihh, Mas Sadil tahu banget kalo gue lagi butuh duit banyak." Callin menanggapi dengan santai, meski ia sendiri masih belum tahu program apa yang baru ia terima.

"Tapi kamu nggak bisa on air sendiri. Harus ada operatornya. Yaaa, kayak biasanyalah di progam lain juga gitu," tukas Sadil sembari mengusap-usap dagunya.

Merasa terpanggil, para operator yang sedari tadi tampak santai mendadak pucat. Komang, Bayu serta Fajar, menundukkan tatapannya secara serempak. Pokoknya sebisa mungkin ketiganya menghindari kontak mata dengan atasannya itu.

"Komang, malem ini kamu yang jaga." Sadil akhirnya membuat keputusan.

Dua operator yang selamat dari incaran Sadil, langsung ngelus dada.

Di tempat duduknya, Komang mencoba mengelak. "Eem, anu, Mas. Hehe. Mas Sadil kan tahu kalo saya ini parnoan."

"Bilang aja lo penakut," timpal Bayu mengompori.

STORY CALLIN(G) Sudah Tayang FTV seriesnya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang