PART 17 : LEMAS

11.1K 2.2K 1.3K
                                    

Karena tak kau lihat, terkadang malaikat, tak bersayap, tak cemerlang tak rupawan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Karena tak kau lihat, terkadang malaikat, tak bersayap, tak cemerlang tak rupawan.
(Cuma nyanyi doang loh, ya..belum tentu lagu itu jadi clue)

Yang udah baca cerita-ceritaku lainnya macem Happy Birth-die dan VaniLate, udah terbiasa terJeng-Jeng, kan?

***

Junior menarik napas dalam-dalam kemudian berkata dengan suara berat, "dia bukan manusia."

Callin membeku seketika, merasa pendengarannya serang terganggu. "Bukan manusia? Haha, nggak usah ngaco deh, Kak. Kalo dia bukan manusia, trus apa? Zombie, Malaikat, atau -"

"Hantu," tukas Junior dengan tegas, "arwah jadi-jadian, setan. Apa pun itu, bisa jadi dia punya niat buruk ke lo."

Alih-alih takut atau terpengaruh oleh Junior, gadis itu hanya menyunggingkan senyum. Senyuman remeh, yang beranggapan bahwa Junior hanya meracau.

"Kalo dia memang hantu, kenapa kalian semua bisa liat wujudnya waktu di rumah sakit?" tanya Callin, meminta penjelasan pada Junior.

Laki-laki itu mendesah panjang, mendadak tampak bimbang.

Callin menggigit bibir bawahnya. Ia tidak boleh kalah. Mau adu logika dengan Junior? Ia siap-siap saja!"

"Kemarin dia yang bayarin tagihan rumah sakit gue. Padahal yang gue liat di film-film, uang yang dikasih sama hantu bakal berubah jadi daun setelah hantunya pergi."

Callin tidak tahu lagi harus berkata apa. Tiba-tiba saja pemikiran itu muncul di kepalanya. "Buktinya sampe sekarang, pihak rumah sakit nggak ada tuh yang ngabarin gue. Berarti aman-aman aja kan duitnya?"

Keras kepala.
Dua kata itu yang terlintas di benak Junior ketika untuk kali pertama ia beradu mulut dengan Callin.

Selama bertahun-tahun mengenal Callin, keduanya hanya sesekali bertegur sapa. Itu pun Callin yang selalu menyapanya lebih dulu. Kalau tidak buru-buru ya Junior balas senyum. Tapi kalau sudah diburu waktu, laki-laki itu biasanya hanya melengos saja.

Tidak tahu apa yang sebenarnya sedang direncanakan takdir, melalui perantara Okan, laki-laki itu kini menjadi lebih mengenal Callin. Bahkan tidak jarang, Junior turut andil dalam setiap permasalahan yang menimpa Callin. Ingin berhenti ikut campur, tapi takdir seperti sedang mengajaknya bermain teka-teki.

"Lo yang bener aja-lah. Itu cuma di film-film, Lin. Kalo lo mau tahu kebenarannya, besok gue tunggu di gazebo belakang Fakultas Ekonomi." Junior menantangnya. "Kita buktiin sama-sama."

"Apa yang harus dibuktiin? Gue sama sekali nggak percaya omongan lo, Kak," tegas gadis itu. Walau di dalam hati sebenarnya Callin sedikit cemas.

Junior tersenyum sinis, menangkap raut wajah Callin yang gelisah. "Lo takut, kan?"

Callin meneguk ludah. Sial. Junior memang pandai membuat lawan bicaranya merasa terintimidasi. "Takut? Takut karena apa?"

"Takut menerima kenyataan, kalo ternyata apa yang gue bilang ini bener. Dia bukan manusia. Cepat atau lambat, dia bakal kembali ke dunianya dan kalian nggak bisa sama-sama lagi," kata Junior dengan entengnya.

STORY CALLIN(G) Sudah Tayang FTV seriesnya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang