PART 5 : MEMBERANTAS

18.4K 3.2K 2.4K
                                    

Hal apa yang paling kalian takutkan?
1. Hantu
2. Masa depan yang belum jelas
3. Kemunafikan orang lain

👀 👀 👀

Sebelum baca part ini,
Aku minta kalian siap-siap dulu.
Siap-siap apa? JENG JENG.

*Scroll ke bawah sampai mentok, baru tahu jawabannya*

Selamat membaca ^.^

***

Di saat Callin merasa sisa-sisa oksigen di dadanya semakin menipis, Okan tiba-tiba berbalik.

"Astaga!" Laki-laki itu terjingkat. Matanya menyorot penuh amarah ke arah Callin.

Oh, tunggu sebentar. Setelah diamati lekat-lekat, tatapan geram Okan bukan ditujukan untuk Callin. Melainkan ke sosok gadis berkulit pucat, yang sebagian wajahnya terhalangi rambut panjang. Dia berdiri tepat di belakang Callin, mencekiknya dengan satu tangan.

"Lepas!" bentak Okan. Semakin panik begitu mendapati wajah Callin yang mulai membiru. "Lepas!"

Urat-urat wajah Okan mengencang. Sekuat tenaga ia berusaha melepaskan cengkraman tangan Ela dari leher Callin.

Benar-benar aneh. Kuatnya cengkraman Ela sungguh di luar nalar.

Mengingat jika Okan sedang beradu kekuatan dengan seorang gadis, seharusnya cukup mudah bagi Okan untuk mengalahkannya.

Tapi apa yang terjadi?

Okan harus mengerahkan seluruh tenaganya untuk menyingkirkan satu per satu jemari Ela yang mencekik kuat leher Callin.

"Dikit lagi...." Okan menggigit bibirnya sendiri. Cemas sekaligus gemas. Bagaimana kalau Callin kehabisan napas?

Ela mengerang. Bola matanya melotot kesal begitu merasa cengkeramannya di leher Callin mengendur.

"Aaaaaarggh!"

Bersamaan dengan lepasnya cengkraman tangan Ela dari leher Callin, terdengar suara lolongan kencang penuh pesakitan.

"Ke luar dari tubuh dia! Kamu nggak seharusnya di sini!" bentak Okan pada Ela yang mencoba mendekati Callin lagi. "Pergi!"

Callin yang terbatuk-batuk, refleks memperingati Okan. "Heh, ini rumah dia. Kok lo usir? Harusnya kita yang pergi dari sini."

"Gue bukannya ngusir Ela, bego.... Tapi itu..." Tatapan Okan terlempar ke dinding di balik punggungnya. "Tuh, liat baik-baik. Ela kerasukan arwah dari lukisan itu."

Perhatian Callin dan Okan kini sepenuhnya terpusat pada lukisan perempuan di dinding. Kosong. Gambar perempuan yang ada di lukisan itu lenyap entah ke mana.

"Uhuk!"

Tangan busuk berlumuran darah melingkari leher Okan yang tak siap mendapat serangan tiba-tiba itu.

Callin membeliak. Bukan Ela yang berdiri di belakang Okan, melainkan sosok wanita asing yang sebelumnya dilihat Callin berada dalam lukisan. Wanita itu kini menjelma menjadi sosok nyata di hadapannya. Dan tangannya, ya... sama seperti di lukisan. Dia hanya punya sebelah tangan tapi kuat cengkramannya seperti tenaga laki-laki dewasa.

"Heh, lepas!" Kali ini Callin yang bertindak. "Lepas atau gue bogem lo!" Callin mencoba menyingkirkan tangan wanita itu dari leher Okan yang sudah memerah, namun usahanya sia-sia.

Tak ingin menyerah begitu saja, tanpa pikir panjang Callin membuka mulutnya lebar-lebar. Dua gigi gingsulnya dimanfaatkan untuk menggigit kuat-kuat tangan berkeriput yang mencengkram leher Okan itu.

STORY CALLIN(G) Sudah Tayang FTV seriesnya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang