PART 16 : JELAS

11.1K 2.3K 1.2K
                                    

Siapa pun kamu, dari mana pun kamu berasal, dan apa tujuanmu datang, satu yang perlu ku tahu; kamu tidak akan menyakitiku.

Siapa pun kamu, dari mana pun kamu berasal, dan apa tujuanmu datang, satu yang perlu ku tahu; kamu tidak akan menyakitiku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Mang!"

Komang nyaris terjungkal dari kursinya. Bentakan dari punggungnya membuat laki-laki itu langsung pasang badan. Tatapannya menajam. Siap dan waspada seandainya ada penyusup masuk ke kantornya.

Namun rupanya saat ia berbalik dan beranjak dari kursi, Komang mendapati Junior sedang berjalan ke arahnya dengan wajah panik.

"Udah lo coba lagi?" tanya Junior. Ia mengamati tombol-tombol yang ada di kotak audio.

Tangan Junior terkepal. Ia benar-benar tidak paham. Menaklukan rumitnya soal akuntansi sudah menjadi makanannya sehari-sehari. Tapi perkara seni, musik, dan sejenisnya, Junior tidak punya ilmunya. NOL BESAR. PAYAH.

Ia hanya tahu satu tombol yang warnanya berbeda dengan tombol lainnya. Tertera sebuah tulisan 'power' di bawah tombolnya. Dan tanpa pikir panjang Junior segera menekannya.

Ajaib.

Suara Callin beserta backsound lagu Jawa yang mengalun di ruang operator, tidak lagi terdengar.

"See?" Junior mengedikkan dagu. "Lo nggak becus jadi operator," ucapnya pedas.

Urat-urat leher Komang mengencang. Nyaris saja kepalan tangannya melayang ke pipi Junior, sebelum atasannya itu lebih dulu melesat ke ruangan lain.

"Callin!" Tangan Junior yang menggenggam engsel tertahan. Sial, siapa yang ngunci? "Mang, Komang! Lo tau kunci serep ruangan ini, nggak?" teriak Junior panik.

Ia berlari ke arah lain, ingin melihat keadaan Callin. Sayangnya wajah gadis itu terhalangi meja dan mikrofon yang cukup tinggi. Junior tidak bisa memastikan apa yang terjadi dengan Callin di dalam sana.

Logikanya kalau audio dimatikan, Callin tidak bisa lanjut siaran. Dan biasanya jika ada trouble di bagian sound system, Callin akan ke luar dari ruang siaran kemudian mengahmpiri Komang untuk mempertanyakan apa yang terjadi.

Kenapa dia di dalem anteng-anteng aja?

"Tuh, kuncinya." Komang sengaja melemparnya kencang hingga membuat kunci itu jatuh di dekat kaki Junior.

"Lain kali yang sopan," tukas Junior dingin kemudian memungut kuncinya dengan wajah geram.

Komang mendecak tak peduli. Masih merasa jika hanya Sadil, satu-satunya pemilik radio Suara Remaja

Ceklek.

Pintu ruang studio akhirnya terbuka. Bahkan sampai terbanting sebab Junior mendorongnya terlalu kencang.

"Lin!"

Junior membeku di tempatnya. Bingung sekaligus takjub. Di saat genting seperti sekarang, Callin tertidur di atas kursinya. Lengkap dengan mikrofon yang masih menggantung di leher.

STORY CALLIN(G) Sudah Tayang FTV seriesnya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang