PART 35 : TERTINDAS

10.3K 2K 1.1K
                                    

Beberapa ada yang minta aku buat GC Story Calling.

Gas nggak, nih? Hehe.

Sebenernya aku udah ada grup Rismami Readers. Membernya dari readers Happy Birth-die sama VaniLate. Kenapa aku gabung? Karena VaniLate sama Happy Birth-die, settingnya sama, SMA Rising Dream. Beberapa karakternya juga sama.

Jadi mending GC Story Calling digabung atau bikin baru, ges?

***

Perpustakaan Fakultas Ekonomi tak seramai biasanya. Mungkin karena masih di jam-jam padat kuliah, para mahasiswa dan mahasiswi yang menunggu pergantian kelas lebih memilih untuk tetap berada di koridor. Daripada kejauhan jalan sampai perpustakaan demi bisa ngadem, nanti balik-balik ke kelas udah banjir keringat lagi.

Sebelum memasuki perpustakaan, Callin mengeluarkan ID Cardnya kemudian menyimpan tasnya ke loker. Dibawa ID Card itu ke petugas yang berjaga di depan pintu masuk perpustakaan.

"Aisssh," gerutu Callin saat melihat tali sepatu kirinya lepas.

Callin meletakkan ID Cardnya ke atas meja lantas cepat-cepat berjongkok untuk mengikat tali sepatunya. Ia sedikit menyingkir dari barisan mahasiswi di belakangnya agar tidak menghalangi antrian.

"ID Cardnya?" Pak Salman, petugas yang berjaga di depan perpustakaan menyodorkan tangannya tepat saat Callin menghampiri mejanya. "ID Cardnya?" tanyanya lagi karena Callin tak juga bereaksi.

Callin meraba-raba meja di depannya. Wajahnya mendadak panik. "Tadi saya taruh di sini, Pak. Masa baru ditinggal bentar udah ilang? Macem doi aja bentar-bentar ilang."

Pak Salman berdeham dua kali. "Kamu nggak usah banyak alasan, ya. Sering banget mahasiswi yang lupa bawa id card bilangnya udah ditaruh di sini, di situ, di sana, tapi ilang sendiri. Kamu pikir bapak bisa atraksi sulap?"

Glek

Callin mendesah pelan. Tak tahu harus menjawab apa karena memang kenyataannya ia ingat jika ID Cardnya ada di atas meja.

"Lha mbok kira id cardnya bisa jalan sendiri?" tanya pria itu. Kalau logat Jawanya sudah ke luar, artinya emosi beliau mulai terpancing.

"Ini, Pak."

Suara sosok lelaki di balik punggungnya membuat Callin sontak menoleh ke belakang.

"Tadi ketinggalan di deket loker lo." Junior meletakkan ID Card Callin ke atas meja. "Kasihan, ya. Masih muda tapi udah pikun," sindir laki-laki itu ke Callin sebelum berderap masuk ke perpustakaan.

Sekarang Junior yang sering tiba-tiba muncul di dekat Callin. Oke, tidak masalah jika aura yang dibawa laki-laki itu postitif. Tapi masalahnya, apa pun yang ke luar dari mulut Junior selalu membuat kepala Callin mendidih. Pedas. Ketus.

Bisa nggak sih, kalau bantu orang lain itu nggak usah sambil nyindir atau maki-maki? Lagian tadi aku bener-bener yakin udah naruh id cardnya di atas meja. Kok bisa balik ke loker lagi? Aaaargh, akhir-akhir ini kok banyak yang gangguin gue, sih.

"Emang tu cowok minta gue smackdown," gerutu Callin sembari melangkah melewati rak-rak buku tinggi di kanan kirinya. "Eh, tapi badannya kekar gitu. Mana bisa gue smackdown? Hati udah terlatih patah, tapi kalo badan ikut remuk, wassalam dah gue."

Callin berhenti di salah satu rak lantas mengamati suasana di dalam perpus. Tampak beberapa mahasiswa duduk di dekat jendela yang tengah fokus mengerjakan sesuatu di laptopnya. Ada juga dua mahasiswi yang sibuk mencatat sesuatu dari buku panduan di atas meja.

STORY CALLIN(G) Sudah Tayang FTV seriesnya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang