Aku bermain-main dengan sesuatu yang tidak kuketahui apa risikonya nanti. Bahkan kemungkinan besar, mengancam keselamatanku sendiri. Tolong katakan padaku, bagaimana caranya agar aku bisa berhenti?
***
Gimana malam Minggu kalian? Masih suram? Masih horor kalo ke luar rumah, ketemu pasangan-pasangan yang lain malam mingguan?
Udah deh, mendingan di rumah aja. Baca Story Callin, ketemu hantu sebelah tangan. Masih kalah serem ketimbang papasan sama mantan di jalan kok.
***
Bulu mata gadis itu mengerjap-ngerjap. Ia tertegun sejenak, menatap dinding putih yang ada di sekelilingnya. Dingin seketika menyeruak. Callin merapatkan selimut tebalnya yang berwarna senada dengan ranjang tempat ia berbaring.
Putih juga. Ada di mana ia sekarang? Kening gadis itu berkerut karena tak juga menemukan jawaban dari tanda tanya yang muncul di benaknya.
Meski pening masih terasa menusuk-nusuk kepalanya, Callin mencoba merunutkan kejadian beberapa waktu lalu.
Terakhir kali ia berada di toilet kampus. Berusaha meloloskan diri dari serangan hantu wanita yang hendak membuatnya terperosok masuk ke wastafel.
Lantas sekarang, bagaimana bisa ia terbaring di ranjang klinik kampus?
Rasa penasarannya belum terjawab, namun fokus Callin teralihkan ketika ia menyadari ada pasien lain di dalam klinik.
Tepatnya, di ranjang yang bersebelahan dengannya. Meski tak begitu jelas, Callin bisa mendengar suara isak seseorang dari balik tirai putih yang menjadi pembatas antar ranjang.
Perlahan Callin merubah posisinya menjadi duduk. Napasnya seketika menderu. Perasaannya jadi tak enak. Apalagi ini? Apa hantu itu masih terus menerornya? Tapi kenapa? Apa salah Callin?
Gadis itu bergerak mendekati tirai. Tangannya yang gemetar bersiap menyibak tirai itu, sebelum tiba-tiba muncul tangan lain yang langsung menyergapnya dari balik tirai.
"Aaaaaa!"
Callin cepat-cepat menyingkir sampai nyaris terjungkal dari ranjangnya. Tangan berkeriput nan legam itu hampir saja menyambar kepalanya.
"Kamu siapa? Kenapa kamu terus gangguin aku?" Callin menatap takut-takut sebujur tangan yang menjulur dari balik tirai.
Darah yang membanjiri tangan itu mengalir sampai ke ujung jarinya yang runcing, lalu menetes dan jatuh membasahi lantai.
Sudut mata Callin menatap ngeri lantai di bawah ranjangnya yang kini dipenuhi tetesan darah. Perutnya mendadak mual, ingin muntah. Tepat ketika Callin mengangkat wajah, telapak tangan wanita itu sudah ada di depan matanya.
"Aaaaa!"
Callin menjerit ketakutan. Bahunya naik turun seiring deru napasnya yang tersengal. Sepasang tangan Callin menutup matanya rapat-rapat.
KAMU SEDANG MEMBACA
STORY CALLIN(G) Sudah Tayang FTV seriesnya
HorrorSELASA DAN JUMAT #1 - Horor 20 Juli 2020 #1 - Horor 6 November 2020 #1 - Fantasi 24 Desember 2020 Demi menaikkan rating radio Suara Remaja, Sadil Aditya, sang pemilik, sengaja membuka program baru bernama Story Calling. Program yang memberi ruang p...