PART 57 : MEMBALAS

8K 1.5K 2.5K
                                    

Ternyata tidak mudah merelakan seseorang yang udah gue perjuangkan sejak lama.

Ternyata tidak mudah merelakan seseorang yang udah gue perjuangkan sejak lama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Saddil tersenyum sinis begitu mendapati sesosok lelaki melangkah mendatanginya dan kini berdiri tegap di belakang Callin. Lelaki itu tampak seperti bodyguard yang bersiap untuk selalu menjaga Callin.

"Jadi cowok yang waktu itu gue liat ngobrol sama lo di depan kantor, si polisi ini?" tanya Saddil tampak tertarik mencari tahu. Ia menatap Okan sembari tersenyum sinis, seolah ingin mengintimidasi laki itu.

Callin hendak merespon pertanyaannya sebelum Okan lebih dulu menyahut.

"Bukan," jawabnya dengan tegas. "Yang kamu lihat itu kembaran saya."

Tanpa peduli perasaan Callin, lelaki itu seolah tak ingin dianggap memiliki hubungan dekat dengannya. Bahkan Okan sepertinya memang berniat memberi klarifikasi atas kesalahpahaman yang terjadi.

"Oh, gitu. Berarti kalian berdua nggak ada hubungan apa-apa, dong?" Saddil terlihat lebih bahagia. Ia mendapat celah. "Bahkan mungkin kalian malah nggak saling kenal."

Okan melirik Callin sekilas tanpa ekspresi. "Dia calon istri saya."

Callin menggaruk-garuk telinganya. Bahkan sekarang rambutnya sudah dikucir dan digulung ke atas, tapi ia masih meragukan pendengarannya sendiri. Mulutnya menganga lebar. Ia sempat berpikir jika kepala Okan mungkin terbentur sesuatu dan membuat lelaki itu menjadi sedikit gila.

Teman-teman penyiar dan teknisi di sekitar Callin langsung heboh. Lantai dua gedung Suara Remaja seketika gonjang-ganjing.

"Lin, lo mau kewong kok nggak bilang-bilang, sih?" tanya Komang tidak terima.

Bayu mengangguk-angguk cepat. "Nah, iya. Selama ini yang punya pacar, kan, si Komang. Lo malah jomblo bangkotan gitu. Kok bisa ngeduluin dia?"

Callin menjawab santai. "Gue tikung di sepertiga malam."

Memey menyikut lengannya. "Anjay, sok-sokan dah, lo."

Meski masih tak percaya dengan kalimat yang didengarnya dari Okan, gadis itu tetap melanjutkan kesombongannya. Padahal jangankan menikah, Callin bahkan masih tidak yakin dengan nasibnya dua Minggu ke depan.

Apa hubungannya dan Okan akan lebih intens dari sebelumnya, atau malah sebaliknya; mereka kembali menjadi orang asing.

Sementara para penyiar dan teknisi sibuk berghibah di sudut ruangan, ada yang diam-diam terus memantau obrolan Okan bersama Saddil.

Junior berderap mendekati keduanya. Meski hatinya sesak, tak lagi ada ketegangan di wajahnya. Ia mulai bisa menerima.

Mungkin memang saat ini, lelaki itu sudah mencapai titik terlelah.
Titik di mana ia harus berhenti dan berharap.

STORY CALLIN(G) Sudah Tayang FTV seriesnya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang