PART 22 : MEMANAS

10.9K 2.2K 1.4K
                                    

Hai! Maaf kalo kemarin dan malem ini, aku up nya kemalaman. Hehe.

Oh iya, hari ini udah berdoa buat kesehatan kita? Buat Indonesia dan juga dunia? Ramadhan tinggal menghitung hari. Semoga ada keajaiban, Corona hilang musnah dari muka bumi sebelum Ramadhan dateng. Aamiin.

Kalian percaya keajaiban, kan?

Aku pribadi percaya, karena keajaiban akan datang pada orang-orang yang mau berusaha.

Salah satu usaha kita buat bantu Indonesia dan dunia ini, adalah dengan diem di rumah sambil baca Story Calling dan cerita-cerita wattpad lainnya.

Gampang, kan?

***

Seandainya bisa memilih, Callin tidak akan sudi menginjakkan kakinya lagi di Taman Asri. Masih terbayang jelas di benaknyq, bagaimana ia harus bersusah payah mengejar bandulnya setelah Junior melemparnya ke sungai.

Tanpa memberi tahu apa sebabnya, Junior tampak sangat membenci bandulnya. Benar-bener aneh. Crazy. Tapi kalo dipikir-pikir, bukannya memang selama ini Junior selalu memusuhi apa pun yang ada di dekatnya?

Entah itu manusia atau benda, ada sangkut paut dengan dirinya atau tidak, tetap saja kalau Junior tidak suka ya pasti dimusuhin.

"Tiiiiiiin!"

Callin terlonjak dari motornya. Untung saja tidak oleng atau bahkan sampai ambruk. Tanpa berbalik pun ia tahu siapa yang berulah di belakangnya.

"Gue nggak ngaret, lo yang telat lima menit, Kak." Callin menunjukkan jam tangannya ke wajah Junior. Seolah ingin mengingatkan laki-laki itu, jika sore tadi keduanya sepakat bertemu di Taman Asri pukul setengah tujuh malam.

"Kayaknya tadi ada yang terus-terusan ngomel, sampe ngancem macem-macem. Eh nggak taunya dia sendiri yang ngaret." Bibir Callin mencebik. "Menjilat ludah sendiri, cihh."

"Gue tadi ada urusan sebentar sama anak-anak BEM," Junior menyejajarkan motornya agar berdampingan dengan motor Callin, "lo tahu kan, gue ini mahasiswa sibuk. Jangan bandingin sama lo yang bukan anak organisasi. Pasti nggak ada satu pun organisasi yang mau nerima lo."

Callin memicing curiga. "Kok lo tau kalo gue nggak gabung satu pun organisasi di kampus, Kak? Lo stalking gue?"

Junior yang awalnya gelagapan, spontan menyulap wajahnya kembali dingin seperti semula.

"Stalking lo? Nggak penting banget!" sembur Junior kemudian melesat meninggalkan Callin yang belum siap dengan motornya. 

Cepat-cepat gadis itu menyalakan motornya, berusaha menyusul Junior yang sudah berbelok ke luar gang. Berulang kali Callin menekan klaksonnya, tapi Junior tidak menghiraukannya.

Lama-kelamaan jarak keduanya semakin jauh. Junior sengaja menambah kecepatan motornya. Niatnya iseng, ingin menjahili Callin. Namun saat Junior melirik spionnya dan tidak menemukan motor Callin di belakangnya, mendadak ia jadi panik sendiri.

"Duh, Callin mana? Jangan-jangan motornya mogok? Ck." Junior menepi untuk memutar arah kemudinya. Wajahnya mulai gelisah. Tak sabar menunggu jalan sedikit lengang agar ia bisa segera menyebrang.

"Ck, seandainya aja gue bisa boncengin Callin," ucap Junior lirih, meratapi nasibnya sendiri.

Baru sedetik menutup mulut, sebuah pukulan mendarat di lengannya. Junior memekik kaget, tapi ia tetap terlihat santai. Walau tak ada siapa pun di boncengannya, tapi pukulan yang ia rasakan benar-benar kuat dan kencang. Rupanya ada yang merasa tersindir.

STORY CALLIN(G) Sudah Tayang FTV seriesnya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang