PART 32 : BEBAS LEPAS

11.1K 2.1K 1.4K
                                    

Kalo memang ingin menjauh, silahkan segera pergi dan jangan kembali lagi ketika aku sudah mulai terbiasa tanpamu.

***

Man suara bucinnya Okan?

Buat bucinnya Okan yang dari kemarin nungguin nih cowok muncul, siap-siap ya di part ini. Siap-siap kecewa lagi karena nggak muncul lagi! Huahahaha. Nggak, nggak. Suudzon aja lo.

Happy reading!

***

Cekrek

Callin terlonjak dari ranjangnya. Suara aneh yang muncul di dalam kamarnya sontak membuat gadis itu terjaga. Ia mengerjap-ngerjap sesaat sebelum bola matanya terbuka penuh dan mendapati sesosok lelaki duduk di dekat ranjangnya.

"Astaga! Woy, ada cowok mesum ma-"

Sebelum suara nyaring Callin menghebohkan seisi kos, lelaki itu cepat-cepat membungkam mulutnya.

"Heh, ini gue," bisik lelaki itu sembari menunjukan senyum lesung pipi khasnya.

Callin yang awalnya berontak seketika mematung. Ia tertegun cukup lama memandang sosok yang juga berbalik menatapnya.

Daebak. Mimpi gue bener-bener terasa nyata.

Namun Callin tidak ingin girang dulu sebelum membuktikan sendiri bahwa dirinya memang tidak sedang halu.

Perlahan Callin mengangkat tangannya ke wajah laki-laki itu sembari merapal doa di dalam hati. Kalau memang apa yang dialaminya hanya sebuah mimpi, Callin tidak ingin terbangun untuk beberapa malam. Biarlah seperti ini dulu sampai rasa rindunya terobati.

Callin memberanikan diri menowel-nowel pipi lelaki itu. Kawah kecil nan menggemaskan muncul ketika ia tersenyum. Lesung pipi yang menjadi ciri khas dan pengingat bagi Callin sejak keduanya pertama kali bertemu.

"Lo bener-bener nyata?" tanya Callin ragu-ragu. Ada sebuah kelegaan begitu Callin merasakan jemarinya menyentuh bagian wajah laki-laki itu.

"Okan!" Tanpa pikir panjang, Callin segera merengkuhnya erat. Membuat Okan hanya bisa mengulas senyum dan membalas pelukan dari gadis itu.

"Lo ke mana aja, sih? Lo baik-baik aja, Kan?" tanya Callin. Lebih terkesan jika ia sedang mengeluh rindu daripada benar-bener menanyakan soal kabar.

Callin sampai terheran-heran. Kebaikan apa yang sudah ia lakukan sampai Tuhan memberinya kejutan seindah ini? Bukan cuma bisa berkomunikasi langsung dengan Okan, tapi Callin bahkan bisa melihat laki-laki itu. Serta menyentuhnya.

"Tadi aja ngatain gue mesum, eh sekarang main peluk aja," tukas Okan dengan mata mengerling jahil. "Ini kalo sampe kepergok temen kos lo, bisa-bisa kita kena grebek warga sekampung."

"Eh, sorry, sorry. Gue terlalu heboh tadi," ucap Calling sembari melepas pelukannya. Ia mundur sampai bahunya membentur sandaran ranjang. "Tapi pintu kamar gue kekunci, jadi nggak ada yang bisa masuk." Baru sedetik menutup mulut, Callin menyadari ada sesuatu yang janggal.

"Loh, terus lo masuk darimana?" Callin memekik histeris.

Untungnya teman-teman kos Callin kebanyakan sudah berangkat ngampus. Seingat Callin biasanya masih ada Kiki, mahasiswi yang sepanataran dengannya. Tapi kalau ngebo macem beruang kutub hibernasi. Susah banget dibangunin. Mau Callin teriak-teriak sambil dance lagu Bombaya.

Okan mengedikkan dagu ke arah jendela. "Semalem abis lo pasang bandulnya, jendelnya lupa ditutup lagi, kan?"

Tak ingin dipusingnya dengan prasangka-prasangka buruk, Callin mengangguk saja tanpa banyak bertanya. Baginya yang terpenting sekarang, ia bisa melihat Okan lagi.

STORY CALLIN(G) Sudah Tayang FTV seriesnya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang