Teruntuk bucinnya Junior, siapkan hati dulu buat baca part ini.
Partnya lebih panjang, tapi di akhir kalian bakal dapet kejutan.
Semoga kapal Callin Okan masih aman. Wkwkw.
Singkatan nama kapelnya kira-kira yang bagus apa, ya? Masa "Calo"? Callin Okan? Susah juga, sih. Gua mikir dari kemarin, kagak dapet dapet.
***
Bersamaan saat Junior menginjak rem motonya, Callin sengaja mengikat tali sweater laki-laki itu kemudian ditarik kencang ke belakang.
"Uhuk-uhuk! Lo psycho, ya?" sembur Junior. Lehernya serasa dicekik. "Diem-diem mau bunuh gue?"
Callin mencebik. "Ha? Psycho? Kayak judul lagu," tanggapnya tak serius. Samar-samar terdengar suara lirih Callin yang mendendangkan lagu Psycho milik Red Velvet. "Lo nggak tau lagunya, kan? Kebanyakan rapat organisasi, sih."
Tanpa sadar Junior melirik kaca spionnya sembari melepas satu per satu sarung tangannya untuk kemudian di simpan ke kantong jeumpernya.
"Dulu aja keliatan anteng, kalem. Ternyata begitu deket, berisiknya nauzubillah," kata Junior lirih seolah sedang berdialog dengan dirinya sendiri.
Selama hidupnya, Junior tidak pernah mencampuri urusan atau masalah orang lain. Meski terkadang ia tahu apa solusinya dan memiliki kesempatan untuk membantu orang itu, Junior hanya menganggapnya angin lalu. Diabaikan saja.
Ia bukan tipikal laki-laki ansos, melainkan pribadi yang menomor satukan kepentingannya sendiri. Individualis. Berprinsip. Setiap tetes keringat yang ke luar dari tubuhnya, harus mendapat feedback yang setimpal.
Tapi kenapa sekarang gue ada di sini, nemenin cewek udik ini? Apa untungnya buat gue?
"Ayo, Kak. Lo ke sini cuma mau nangkring doang di atas moge lo itu? Mau pamer ceritanya?" Callin kembali menyulut api peperangan. "Oh, gue tahu. Lo mau nunjukin ke Bagus sama temen-temennya kalo motor lo ini mewah, mahal."
Sebelum turun dari motor, Junior menyisir rambut tebalnya dengan sela-sela jari tangan.
Sungguh pemandangan yang indah hingga membuat Callin meneguk ludah berulang kali.
Cowok b aja naik moge jadi ganteng. Apalagi cowok ganteng naik moge, bikin mimisan.
"Ebuseet, liatinnya biasa aja dong, Kak. Ntar mimisan, loh."
Seruan dari balik punggung Callin membuat Junior turut menoleh ke sumber suara.
Rupanya bukan cuma Callin yang wajahnya memerah, laki-laki itu juga terlihat salah tingkah. Namun Junior cukup diuntungkan karena memiliki garis wajah yang tegas dan serius. Orang-orang di sekitarnya jadi kesulitan untuk menebak kapan laki-laki itu bahagia, sedih, malu atau saat kecewa.
"Sorry kita telat. Gara-gara temen gue nih, kelamaan dandan," Callin melirik Junior yang langsung melotot tak terima, "kalian udah lama ya nunggu kita?"
Bagus menggeleng dua kali. "Nggak Kak, kurang lebih setengah jam doang, sih."
Supri terkekeh. Bagus niatnya mau nyindir, tapi sepertinya Callin tidak merasa tersindir. Gadis itu malah ikut tertawa walau sebenarnya tidak tahu apa yang lucu.
"Loh, Kak. Kaki lo kenapa?" tanya Bagas yang baru menyadari lutut Callin diperban. "Abis jatoh, Kak?"
Nando berdecak. Mulutnya gatal untuk tidak ikut berkomentar. "Bang, motor lo emang keren, tapi nyetirnya jangan ugal-ugalan dong."
KAMU SEDANG MEMBACA
STORY CALLIN(G) Sudah Tayang FTV seriesnya
HorrorSELASA DAN JUMAT #1 - Horor 20 Juli 2020 #1 - Horor 6 November 2020 #1 - Fantasi 24 Desember 2020 Demi menaikkan rating radio Suara Remaja, Sadil Aditya, sang pemilik, sengaja membuka program baru bernama Story Calling. Program yang memberi ruang p...