PART 36 : IDENTITAS

10.5K 1.9K 1K
                                    

Satu hari memang terasa sangat singkat.
Tapi jika kenangannya terus melekat,
sampai kapan pun kita akan tetap merasa dekat.

 Tapi jika kenangannya terus melekat, sampai kapan pun kita akan tetap merasa dekat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~

Siapin tisu! Atau bantal! Buat jaga-jaga kalo kalian mewek😋
Eh, nggak ding. Aman kok. Percaya sama Okan, tapi jangan percaya sama gue😂

***

"Pertanyaan nomor enam, pajak mengenai pemungutan..."

Pak Gunawan mulai membacakan satu per satu soal yang berisi materi Minggu lalu. Teori dan pasal-pasal mengenal pelaporan wajib pajak pribadi.

Di antara keheningan kelas itu, ada satu mahasiswa yang tampak gelisah. Bukannya berkonsentrasi dan fokus menjawab soal-soal kuis Pajak, tangan Junior sibuk memainkan pulpennya. Diketuk-ketukkan ke meja lantas diputar-diputar di samping telinga. Membuat beberapa mahasiswa yang duduk di dekatnya sontak mengerling ke arahnya dengan pandangan terusik.

"Pak!" Junior menggeser bangkunya hingga mengeluarkan suara derit yang menarik perhatian seisi kelas. "Saya mau ijin nggak bisa ikut kelas hari ini. Maaf," ucap laki-laki itu sembari menyambar ranselnya.

Ia melangkah menghampiri meja Pak Gunawan lalu menyerahkan selembar kertas berisi jawaban dari kuis yang diadakan dosennya itu.

"Saya ada urusan keluarga, Pak. Sekali lagi maaf," ucap Junior sopan, membungkuk satu kali lalu berderap cepat ke luar kelas.

Gunawan mengerutkan keningnya. Ia tak bisa membebaskan mahasiswanya pergi begitu saja di saat kelasnya berlangsung.

Tapi setelah diingat-ingat, selama ini Junior selalu bersikap baik pada semua dosen, bukan hanya di kelasnya saja. Prestasinya jangan ditanya. Dari semester satu indeks prestasi Junior selalu di atas 3,8. Bahkan semester lalu IPK laki-laki itu nyaris sempurna.

Tentu saja Gunawan akan merasa bersalah jika memaksa mahasiswa kesayangannya itu untuk tetap tinggal di kelasnya, sementara ada masalah lain yang lebih penting, apalagi menyangkut keluarga.

Namun saat Gunawan hendak meletakkan lembar jawab milik Junior ke atas meja, sepasang alisnya tiba-tiba berkerut bingung.

"Tadi Bapak baru mau bacain pertanyaan nomor berapa, ya?" tanya pria itu sembari beralih menatap seisi kelas.

Para mahasiswa yang awalnya berisik dan mecuri-curi kesempatan untuk bertukar jawaban dengan temannya, seketika menegakkan punggungnya. Duduk tenang, pura-pura menjadi mahasiswa baik di depan dosen itu.

"Baru mau nomor 6, Pak!" jawab Farid setelah tak ada satu pun temannya yang bersuara.

Biasanya kalau ada apa-apa, rombel akuntansi B itu selalu bergantung pada Junior. Tapi setelah tiba-tiba ketua rombelnya pergi begitu saja dari kelas, suasana berubah semakin mencekam. Pak Gunawan juga mendadak terlihat bad mood.

STORY CALLIN(G) Sudah Tayang FTV seriesnya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang