PART 42 : MELEMAS

8.7K 1.8K 1.3K
                                    

Inginku, kamu seperti senja. Yang walau sekedar singgah, tapi dapat kulihat dan kutemui setiap hari.

Namun ternyata kamu lebih memilih menjadi pelangi. Yang datangnya tiba-tiba, tak menentu, tapi mampu membuat hari-hariku lebih berwarna.

 Yang datangnya tiba-tiba, tak menentu, tapi mampu membuat hari-hariku lebih berwarna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mau double up?
RAMEIN KOMENNYA TIAP BARIS KUUUY. NEMBUS 500 MALEM INI, AKU DOUBLE UP! JANJI
Huehehe
(senyum smirk)

***

"BANDUL GUE KETINGGALAN DI KERETA!" Callin memekik histeris lantas menjatuhkan ranselnya begitu saja ke lantai. Ia berlari panik ke arah pintu masuk. Tapi para penjaga dengan sigap menghadangnya.

"Biar gue yang masuk," tukas Junior singkat sembari menyerahkan ransel gadis itu lalu menyeretnya duduk. "Lo diem di sini, tunggu gue."

Pandangan Callin mulai buram. Terhalangi lapisan bening yang menggenang di pelupuk matanya. Ia menatap punggung Junior yang perlahan mulai menjauh darinya.

Callin berusaha menahan tangisnya. Kepalanya mendongak, menatap langit-langit teras stasiun. Ia sungguh berharap Junior berhasil membawa bandul itu kembali padanya.

Dari kejauhan Callin melihat Junior sedang bernegosiasi dengan petugas di depan pintu masuk. Lelaki itu membuat antrean para penumpang di belakangnya semakin mengular. Bahkan beberapa orang terang-terangan menegurnya, mengomentarinya juga meneriakinya.

"Kalo mau cepet, pindah ke sebelah, gih. Gitu aja kok repot." Junior memiringkan kepalanya sembari menggumam dengan sarkasnya.

Kalimat yang dinadakan tegas dan tajam itu seketika membuat suasana hening. Orang-orang yang saling bersahutan dan meneriakinya langsung bungkam. Mungkin jika dibandingkan dengan presenter gosip atau infotainment, ucapan Junior jauh lebih pedas.

"Oke, Mas, silahkan. Tapi tolong segera kembali lagi kalo sudah ketemu apa yang Mas cari."

Junior menyambar kartu identitasnya dari tangan petugas. "Lo yang bikin lama," tukasnya pada si petugas.

Walau sudah diijinkan, Junior seperti menyimpan dendam dengan petugas itu. Ia sengaja tidak mengucap terimakasih dan hanya melengos begitu saja saat melewati petugas-petugas yang berjaga di sana.

"Haish, tadi keretanya Callin yang mana, ya?" Junior memicing. Ia menatap dua kereta yang berhenti sesaat untuk kembali mengangkut penumpang. "Oh, iya. Tiket gue, kan, masih ada di kantong."

Junior cepat-cepat merogoh sakunya. Ia mengeluarkan tiket miliknya yang sudah tampak kusut.

"Gerbong dua, nomor 11A," gumam lelaki itu sembari mencocokkan nama kereta yang tertulis di kertasnya. "Ah, di sana!"

Sembari berlari menyeberangi rel, Junior melirik jam tangannya. Ia hanya punya waktu lima menit sebelum kereta kembali meninggalkan stasiun. Sialnya ia harus berdesak-desakan dengan calon penumpang yang juga hendak menaiki kereta. Berjubel di salah satu pintu yang terbuka.

STORY CALLIN(G) Sudah Tayang FTV seriesnya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang