PART 40 : KERAS

9.6K 1.9K 1.5K
                                    

"Kasih saya nomor telepon kalian! Saya akan coba koordinasikan dengan penyidik di cabang Karimun. Tapi saya nggak bisa jamin kalau mereka bakal setuju."

Seruan dari Gendis membuat Junior dan Callin saling melempar tatap.

"Apa ini pertanda kalo kita berhasil bujuk dia?" bisik Callin yang langsung membuat Junior menonyor dahinya.

"Kita? Gue doang yang berusaha. Lo cuma jadi penonton," sembur lelaki itu lantas buru-buru menghampiri Gendis yang masih menunggunya di tempat semula.

Usai bertukar nomor ponsel dengan Gendis, keduanya melenggang bersamaan ke area parkir. Junior melirik Callin yang tampak termenung dengan dahi berkerut. Tatapan gadis itu menerawang kosong. Ia pasti sedang memikirkan Okan.

"Lo ikut gue balik sekarang."

Itu bukan permintaan, penawaran atau ajakan, melainkan sebuah perintah.

Callin tidak langsung bereaksi. Ia hanya diam beberapa saat, merasa pendengarannya sedang terganggung.

"What? Ke rumah lo, Kak?" Setelah mengerjap-ngerjap sesaat, Callin mengulang kalimat yang diucapkan Junior dengan suara nyaring.

Sekali lagi Junior menonyor dahi Callin. Lelaki itu menggerutu kesal. "Di rumah gue ada bokap, empat asisten rumah tangga, dua satpam, dan dua sopir pribadi. Masih kurang rame?"

Seolah bisa menebak isi kepala Callin, lelaki itu mengabsen satu per satu orang yang tinggal bersamanya.

"Pake acara mikir, gua tinggal sekarang." Junior sengaja memutar gas motornya hingga membuatnya sedikit menjauh dari Callin. Ia menoleh ke belakang dan mendapati gadis itu masih termenung di tempat semula.

"Gue nggak mau bantu lo -"

Belum sempat Junior menyelesaikan ucapannya, Callin cepat-cepat berlari lantas melompat ke motornya. Gadis itu seolah bisa menebak apa yang akan dikatakan oleh Junior.

Pasti ngancem nggak mau bantu nyari Okan lagi.

Titik terlemah Callin ada pada Okan. Sedikit saja Junior menyinggung soal lelaki itu, Callin pasti langsung nurut.

"Kak...."

Di perjalanan keduanya yang terasa hening, Callin memberanikan diri mengajak Junior berbincang, "jadi tadi sebenernya gue kenapa? Kok gue ngerasa mimpi tapi kayak bener-bener nyata?"

"Lucid dream," jawab Junior singkat.

"Ha?" Callin sampai mendekatkan tubuhnya karena suara Junior tenggelam di dalam helm.

Junior merasa jantungnya berdegup kencang saat punggungnya tiba-tiba menghangat. Callin yang tak peka malah semakin menempelkan tubuhnya ke laki-laki itu.

"Tadi lo ngomong apa, Kak?" Callin mengulang pertanyaannya karena Junior tidak kunjung meresponnya. "KAAAK! LO BUDI APA GIMANA, SIH?"

"Percuma gue jelasin. Lo kan bego, mana bisa paham?" balas Junior ketus demi menutupi kegugupannya.

"Kaaaa...aaaa!"

Callin tak bisa berkata-kata lagi karena Junior tiba-tiba melaju dengan kecepatan penuh seperti sedang mengejar sesuatu. Seandainya Callin tidak sigap berpegangan, gadis itu mungkin akan terjungkal.

***

Entah sudah kali keberapa Callin meneguk ludah sembari berdecak kagum. Sepasang matanya tak lepas memandang gerbang bercat emas yang menjulang di depannya.

Gue baru tahu kalo Kak Junior bener-bener anak sultan. Waktu SMA cuma denger desas-desusnya doang. Tapi nggak ada satu pun bucinnya yang berhasil nyari tahu rumahnya.

STORY CALLIN(G) Sudah Tayang FTV seriesnya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang