Sekilas gadis kecil itu terlihat normal, tampak menggemaskan seperti anak-anak seumurannya. Sebelum tiba-tiba saat mendengar suara tawanya, aku merasa bulu kudukku meremang. Desah napasku tertahan. Yang lebih mengejutkan, mulut gadis itu masih mengatup rapat meski kudengar sangat jelas lengkingan suara tawanya.
Lantas, darimana suara itu berasal?
***
Sebelum diiyakan, gadis kecil itu sudah melompat-lompat riang seperti baru saja mendapat kawan baru. Ia melambai sekali pada Callin sebelum tiba-tiba melompat ke luar menerebos kaca jendela.
Anehnya, kaca jendela itu tidak retak atau bahkan sampai pecah berkeping-keping.
Kok kacanya masih utuh? Nggak mungkin setan, kan? Mana ada?
Atau jangan-jangan dia bisa debus?"Kak, ayo ikut aku," setengah badan Brenda menjulur melalui jendela kaca, "sini, Kak. Percaya sama aku, deh."
Setiap kali suara Brenda terdengar, Callin melihat bibir gadis kecil itu masih mengatup rapat. Namun anehnya, suara Brenda terdengar begitu jelas di telinga Callin. Ia hanya tersenyum riang sembari membujuk Callin agar mendekat. Tidak sekali pun bibirnya terbuka.
Tak sabar menunggu reaksi Callin, gadis itu kembali ke dalam ruangan. Serta merta segera ditarik tangan Callin, diajak berlari melompati jendela seperti yang dilakukan sebelumnya.
Prang!
Kaca jendela itu hancur berkeping-keping, tepat setelah Callin melewatinya.
"Bisa kan, Kak? Hihihi."
Brenda tertawa gembira. Callin yang masih memejam, segera meraba-raba tubuhnya sendiri. Aneh. Kok gue sama sekali nggak luka? Callin membuka telapak tangannya, meneliti dengan serius setiap bagian tubuhnya.
"Kakak mau cari temen kakak, kan?"
Suara gadis kecil itu kembali terdengar. Tanpa menunggu respon Callin, ia berlari riang menyusuri taman belakang gudang. Sesekali gadis itu berhenti, berbalik menatap Callin sembari melambai-lambai memintanya menyusul.
Dia bisa dipercaya nggak, ya?
Sepasang kaki Callin tertahan. Ia bimbang. Di satu sisi, mungkin gadis kecil itu satu-satunya petunjuk yang bisa membantunya bertemu Okan. Namun bagaimana jika ternyata gadis kecil itu punya niat jahat? Bisa-bisa malah gue yang celaka!
"Tapi gue harus nolongin Okan. Bodo amat dah gimana nanti, gue cari tahu dulu." Callin membulatkan tekadnya.
Callin menoleh memperhatikan sekelilingnya. Tatapan gadis itu mengedar, mencari-cari keberadaan Brenda. Saat Callin sampai di teras gudang, ia melihat sosok Brenda yang sedang terdiam memandangi salah satu lukisan di ruang tamu.
Astaga! Gambarnya berubah sendiri?
Ada yang berbeda dari lukisan yang menjadi 'rumah' bagi arwah wanita itu. Kini yang tampak bukan hanya sosok wanita berambut panjang itu, tapi ada sosok lain yang menemaninya sembari berlutut di sebelah kakinya.
Hanya melihat punggungnya saja, Callin bisa menebak siapa sosok baru yang ada di dalam gambar.
"OKAN?"
Callin menoleh menatap Brenda yang masih mematung di sebelahnya. "Gimana caranya biar aku bisa masuk ke sana?"
Senyum di bibir Brenda memudar. Wajah pucatnya berubah tegang. Ia mengibas-ngibaskan kepala seolah ingin mencegah Callin masuk ke lukisan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
STORY CALLIN(G) Sudah Tayang FTV seriesnya
HororSELASA DAN JUMAT #1 - Horor 20 Juli 2020 #1 - Horor 6 November 2020 #1 - Fantasi 24 Desember 2020 Demi menaikkan rating radio Suara Remaja, Sadil Aditya, sang pemilik, sengaja membuka program baru bernama Story Calling. Program yang memberi ruang p...