Kemaleman gegara ngedit di wp nya kelamaan.
Yang gercep langsung baca coba absen sini.Masih inget part sebelumnya? Kalian nebak yang nolongin Callin siapa?
Siap siap kecewa kalo salah😋Btw part ini 3000 kata :)
Nggak tau lagi kudu gimana mangkasnya. 😭Yaudah ku post langsung aja, dah.
Happy reading!***
Bagus yang berniat menolong Callin seketika mematung, saat tiba-tiba dari arah belakang seseorang menubruk lengannya. Laki-laki yang tampak familiar itu berlari seperti orang kesetanan sembari terus meneriakkan nama Callin.
"Liat gue, jangan liat bawah."
Dan uluran tangan laki-laki itu, seolah menjadi penguat bagi Callin untuk tetap bertahan.
Baru saja Callin mendongak mengikuti intruksi laki-laki itu, ia melihat tetesan darah mengaliri tangannya. Namun setelah benar-benar diamati, darah segar itu bukan berasa dari tangannya.
Tapi dari...
"Tangan lo berdarah, Kan." Callin membeliak. Semakin gemetaran badannya begitu menyadari pergelangan tangan Okan tersayat ujung kawat yang menjalar di atas pagar pembatas.
Bukannya ikut panik, Okan malah terkekeh.
"Kok lo malah ketawa?" Callin heran sendiri. Ia jadi lupa jika nyawanya sedang berada di ujung tandung.
"Selama ini gue ngira kalo gue keturunan darah biru. Ternyata darah gue warnanya merah, sama kayak orang-orang biasa." Sambil nyengir, Okan tetap berusaha keras mengangkat tubuh Callin.
"Bukannya gitu, Herman. Darah biru itu..."
"Iya, iya, lo jelasin nanti." Okan tersenyum. Usahanya untuk mengalihkan rasa takut Callin berhasil. Gadis itu terlihat lebih rileks dan tidak lagi terus-terusan menoleh ke bawah. "Woy, bantuin gue!" teriak Okan, meminta bala bantuan pada Bagus dan kawan-kawannya.
Tak ada yang menyadari jika ternyata Anya masih terus berusaha menyerang Maretha. Kini keduanya saling jambak. Walau biasanya orang yang sedang dirasuki punya tenaga lebih besar dan kuat dibanding orang biasa, tapi Maretha terlihat mampu mengimbangi serangan Anya.
"Dikit lagi, Kak." Bagus berusaha menarik kuat-kuat tangan Callin sesuai instruksi dari Okan.
"Satu...Dua...Ti..." Di hitungan ketiga, Okan bersama dua siswa lainnya secara serempak menarik Callin sampai berhasil terangkat ke atap. "Akhirnya..."
Dada Callin kembang kempis. Bahunya naik turun. Setelah beberapa menit yang lalu nyawanya terombang-ambing, akhirnya ia dapat bernapas lega.
"Hei, lo jangan lari! Gas, tangkap tu bocah!" Okan memberi mandat pada Bagas untuk menahan Anya yang hendak berlari turun meninggalkan atap.
"Kak tapi dia lagi kesurupan." Walau awalnya takut dan ragu, Bagas tetap berusaha menghadang Anya. "Nanti gue yang kena amuk."
Usai memastikan Callin baik-baik saja, Okan beringsut menghampiri Anya. Dicekal lengan gadis itu lantas diseret kembali ke tengah atap.
"Lo kenapa pura-pura kesurupan?" tanya Okan tanpa basa-basi. Sejak tadi datang dan mengamatinya, Okan tahu ada sesuatu yang janggal dari gerak-gerik gadis itu.
Anya memalingkan wajahnya, menghindari tatapan Okan. Tapi sesekali ia masih berteriak, mengamuk dan menyerang siapa pun yang ada di dekatnya.
"Oke, kalo lo masih nggak mau ngaku..." Okan menggantung ucapannya. Kini tangan kanannya sibuk merogoh-rogoh sesuatu dari dalam sakunya. Ia lantas melangkah mendekati Anya. "Nih, dicariin temen lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
STORY CALLIN(G) Sudah Tayang FTV seriesnya
HorrorSELASA DAN JUMAT #1 - Horor 20 Juli 2020 #1 - Horor 6 November 2020 #1 - Fantasi 24 Desember 2020 Demi menaikkan rating radio Suara Remaja, Sadil Aditya, sang pemilik, sengaja membuka program baru bernama Story Calling. Program yang memberi ruang p...