Nggak usah banyak bacod dah gua, kalian aja yang ngebacod ya biar gua seneng :)
Ramaikan komennya!***
Roda-roda motor Callin bergerak melambat saat memasuki gerbang SMA BAKTI PERTIWI. Bagus sudah mengutus kembarannya untuk berjaga di parkiran.
Karena Callin terlambat hampir satu jam dari waktu yang dijanjikan, kulit Bagas yang kecokelatan itu tampak semakin eksotis setelah terpapar teriknya sinar matahari.
"Lo abis pelajaran olahraga?" Callin menaruh helmnya di spion.
"Olahraga nunggu, Kak. Tau kayak gimana gerakannya?" tanya Bagas yang direspon Callin dengan gelengan kepala. "Ya, berdiri kayak gini nih, diem doang di tempat."
Callin nyengir sembari menggaruk-garuk tengkuknya dengan ekspresi tak enak. Jelas saja Bagas pasti sudah bosan setengah mampus menunggunya datang. Janjinya jam sebelas, tapi Callin baru muncul satu jam kemudian. Mana matahari sedang terik-teriknya. Kasihan Bagas, jadi mandi keringat gitu.
"Hee, maaf. Tadi gue abis perang dunia ke sepuluh sama -"
"Kak Junior?" tebak Bagas lantas terkikik.
Callin melebarkan matanya. "Kok lo tau?"
"Haha. Udah kebaca, Kak. Tapi menurut gue, Kak Junior itu sebenernya baik. Cuma ya, dia kayak punya dunianya sendiri. Jadi agak susah gitu kalo mau berinteraksi sama orang lain, apalagi ke orang yang dia suka."
Kalimat yang dilontarkan Bagas terdengar ambigu. Namun ketika Callin ingin meminta penjelasan, bocah menyebalkan itu langsung kabur begitu saja. Callin yang bertubuh mungil jadi harus bersusah payah berlari mengejarnya.
Tanpa disadari keduanya, di balik gerbang ada sepasang mata yang terus mengawasi. Sesekali ia berdecak. Kesal karena yang dinanti-nantikan tak kunjung datang.
Emang nggak bisa diandelin. Kalo sampe sepuluh menit lagi dia nggak dateng, gue harus turun tangan.
Di tempat lain, Junior sibuk merutuki lampu lalu lintas yang membuatnya terpaksa menginjak rem. Ia berhenti di pinggir, posisinya paling depan. Kakinya mengetuk-ngetuk tak sabar. Di siang yang teramat terik itu, Junior merasa beruntung karena motornya berhenti tepat di bawah pohon rindang.
Junior mendongak, bermaksud melirik angka yang menunjukan sisa-sisa waktu sebelum kendaraannya kembali melaju. Namun tatapannya terangkat terlalu tinggi, hingga membuatnya melihat apa yang seharusnya tidak terlihat. Makhluk yang bergelayut di salah satu batang pohon itu mengulas senyum padanya sebelum tiba-tiba berulah.
"Nggak, jangan!" Junior mengibas-ngibaskan kepalanya.
Srak
Junior terlambat menghindar. Sebelah kakinya tersangkut di roda motor. Sedangkan sisi kiri tubuhnya tertimpa batang pohon yang cukup besar dan berat.
"Tolong, tolong!"
Laki-laki yang berada di belakang Junior bergegas ke luar dari dalam mobil.
"Aduh," Junior merintih kesakitan. Siku tangan kirinya berdarah, "anjir, gue dari tadi diem aja kenapa ada yang ganggu lagi?"
"Mas, motornya ditinggal di sini aja. Saya antar ke rumah sakit," tawar pengemudi mobil yang terlihat cemas saat melihat Junior tak berhenti merintih.
Junior menggeleng cepat. Ia meminta bantuan beberapa pengendara untuk menyingkirkan motornya yang menindih sebelah kakinya.
"Saya nggak papa kok, Pak. Nggak perlu ke rumah sakit," tukas Junior.
Mati-matian Junior menahan bibirnya agar tidak merintih walau kakinya yang tertindih motor tadi terasa nyut-nyutan. Jika tidak ingin dibawa ke rumah sakit, ia tidak boleh membuat orang-orang di sana semakin khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
STORY CALLIN(G) Sudah Tayang FTV seriesnya
HorrorSELASA DAN JUMAT #1 - Horor 20 Juli 2020 #1 - Horor 6 November 2020 #1 - Fantasi 24 Desember 2020 Demi menaikkan rating radio Suara Remaja, Sadil Aditya, sang pemilik, sengaja membuka program baru bernama Story Calling. Program yang memberi ruang p...