Secretly Dating ● 2

14.5K 551 9
                                    

Mulmed : Angger Agastyan
**********************************

HARI pertama sekolah di semester dua langsung sudah harus latihan basket lagi. Bahkan empat hari sebelumnya pun, latihan sudah gencar dilakukan. Kompetisi yang tinggal dua minggu lagi mau tak mau membuat team basket SMA Junius harus latihan keras.

"Nggak papa latihan mulu, seenggaknya gue nggak masuk kelas MTK haha!" Cowok dengan perwakan ceria bernama Difki ikut duduk di tepi lapangan. Duduk di sebelah kapten basket sambil memberikan air mineral padanya.

Angger meneguk minumannya hingga habis. "Jangan gitu. Belajar MTK itu penting." Wajahnya dia buat semenyebalkan mungkin. Ala-ala wajah anak juara kelas yang kesel begitu mendapat nilai 90 di ulangan Matematika. Iya, emang nyebelin.

"Lo adalah orang pertama yang paling bahagia kalo pelajaran MTK di hapus ya!" Difki mendengus.

Angger terbahak di tempatnya. Udah cuaca panas, liat Difki marah-marah lagi. Lumayan, hiburan gratis.

"Gini nih kalo nggak ada manager, kalo haus, ambil minum sendiri." Bio yang baru bergabung duduk di hadapan kedua sahabatnya.

"Dia manager, bukan asistan pribadi lo." Tangan Angger menarik-narik baju di bagian dada untuk menciptakan angin.

Bio meneguk air mineral di tangannya, "Ya iya, maksud gue, seenggaknya ada yang nawarin lah minimal," dia menatap si kapten basket itu, "sensitip banget lo kalo udah denger tentang pacar lo itu!"

Dan Angger menatap Bio santai, tidak membantah sama sekali.

"Eh, kalian pacaran atau bukan sih?" Difki bertanya serius. Selama ini hubungan keduanya terlihat mengambang.

"Emangnya kenapa?" Akhirnya Angger terusik juga. Kenapa orang harus mau tahu apapun tentang hidupnya? Jangan karena dia kapten basket, orang paling beken di sekolah semuanya jadi kepo. Sampe berita ini ada di mading, kan nggak lucu! Trus judulnya apa? 'Rahasia percintaan kapten basket'? Hah, nggak keren. Atau, 'Romansa sang kapten basket'?

"Soalnya gue rencana mau tembak dia." Canda Difki sambil menggeser pantat mendekati cowok yang kini mendengus itu.

Angger menoleh, "Palingan lo ditolak."

Hanya itu dan mampu membuat senyum Difki hilang.

"Lo iyain aja sih!" Difki menendang kaki cowok itu pelan.

Angger tergelak lalu bangkit saat melihat sang pelatih mendekati mereka. Dia biasa dipanggil Mas Bandi.

Pria itu merangkul bahu Angger dengan Akrab. "Gimana Ger? istirahatnya cukup kan?kita latihan lagi?"

"Ok Mas!" Angger melempar botol minumannya ke arah Difki, yang segera ditangkapnya.

"Kata Difki, denger-denger akan ada bonus gede dari sekolah kalo kali ini kita menang lagi, bener Mas?" Angger melirik mas Bandi yang sudah tersenyum. Nama Difki memang selalu cocok untuk jadi tumbal.

"Kalo gue bilang iya, kalian latihannya bakalan lebih giat nggak?"

"WAHHHH..." Bio ikut bangkit.

"PASTI MASSS!" Ketiga cowok itu menyorak keras.

"Oke, mari kita latihan lagi!" Tangan mas Bandi bertepuk memanggil anggota team yang lain.

Ya mereka memang sudah sedekat itu dengan sang pelatih. Selain karena mereka kenal sudah cukup lama, juga karena mas Bandi orangnya easy going banget. Anak muda gitu jiwanya. Jadi bisa dengan mudah berbaur dengan anggota team. Minus ikut nongkrong di kang cendol aja.

Dan di menit selanjutnya, latihan kembali di lakukan. Keringat kembali bercucuran di pelipis kedua team. Kini mereka sengaja dibagi menjadi dua team untuk bermain 5x5. Mas Bandi akan melihat progres di posisi mereka masing-masing sebagai pertimbangan. Setelah mencetak angka yang membuat timnya menang, Angger berjalan ke tepi lapangan, di ikuti Bio dan Difki di belakangnya.

Secretly Dating (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang